get app
inews
Aa Text
Read Next : Hilang 2 Hari, Bocah di Pelalawan Riau Ditemukan Tewas Tenggelam di Sungai

Terapi Telewicara untuk Penyandang Autis, Metode bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Minggu, 22 Agustus 2021 - 15:31:00 WIB
Terapi Telewicara untuk Penyandang Autis, Metode bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Terapi Telewicara untuk Penyandang Autis Jadi Metode bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Foto: iNews/ Aan Haryono)

SURABAYA, iNews.id - Pendidikan anak berkebutuhan khusus, termasuk anak autis ikut terdampak di tengah pandemi Covid-19. Pendidikan bagi mereka yang menampung sebuah terapi khusus dan mengharuskan interaksi secara langsung untuk membantu anak autis ikut terganggu.

Tim PKM Riset Humaniora (RSH) Universitas Airlangga meneliti pengaruh penggunaan terapi alternatif telewicara sebagai metode terapi jarak jauh bagi anak penyandang autis di Kota Blitar. Mereka ingin membantu anak berkebutuhan khusus untuk tetap bisa menerima pendidikan selama masa pandemi.

Netha Aliffia, Ketua Tim PKM Riset Humaniora menuturkan, para penyandang autis membutuhkan intervensi terapi yang terstruktur dan berkelanjutan agar kemampuannya tidak menurun, khususnya dalam kemampuan berbicara.

“Karena adanya pandemi ini terapi sempat terhenti mengingat banyak para terapis yang juga banyak bekerja di rumah sakit untuk membantu penanganan Covid-19,” kata Netha, Minggu (22/8/2021).

Dia melanjutkan, ide penelitian tersebut mereka gagas setelah mendapati salah satu Pusat Pelayanan Autis (PLA) di Kota Blitar melakukan inovasi berupa adaptasi penggunaan terapi telewicara bagi anak autis. Mereka melakukan penelitian tersebut supaya nantinya penggunaan terapi telewicara ini bisa menjadi rujukan seluruh PLA lainya.

“PLA tersebut bekerjasama dengan SPOKLE (platform penyedia layanan terapi wicara yang bisa dilakukan di rumah) untuk memodifikasi dan mendesain metode terapi telewicara sehingga cocok diaplikasikan untuk anak autis di Indonesia,” ucap mahasiswa Statistika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) angkatan 2019 tersebut.

Meski sedikit terkendala lantaran pengumpulan data yang harus mendapat persetujuan dari orang tua target, penelitian Netha dan tim sudah mencapai tahap pengumpulan artikel untuk publikasi. Dirinya berharap, melalui penelitian ini nantinya dapat menjadi salah satu rujukan dan solusi pelaksanaan terapi wicara bagi anak autis di tengah pandemi.

“Selain itu, semoga inovasi-inovasi lainnya juga bisa lebih memperhatikan kebutuhan anak berkebutuhan khusus yang juga mengalami kesulitan di masa pandemi Covid-19,” katanya.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut