Tebing Longsor, Jalur Pacitan Putus Total
PACITAN, iNews.id - Hujan deras menyebabkan tebing di sisi Jalan Raya Pacitan-Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), longsor. Material longsor menimbun badan jalan sehingga jalur Pacitan putus total tidak bisa dilalui sama sekali.
Puluhan warga bergotong royong menggunakan peralatan seadanya membersihkan material longsor yang menimbun badan jalan. Proses pembersihan berlangsung sangat lamban karena keterbatasan peralatan. Akibatnya, terjadi antrean kendaraan mencapai 2 kilometer (km).
Longsor yang menimbun jalan itu terjadi di Dusun Kedunggrombyang, Desa Kedungbendo, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan. Menurut salah satu warga setempat bernama Sudarto, hingga saat ini baru ada petugas kepolisian yang mengatur lalu lintas.
“Jam dua siang hujan, kurang lebih selama satu jam. Masyarakat sekitar gotong royong memakai peralatan seadanya seperti cangkul supaya pengguna jalan bisa lewat,” ujarnya, Selasa (9/1/2018).
Hingga saat ini, material longsor belum seluruhnya dibersihkan namun jalur sudah bisa lewati. Pihak kepolisian sudah membuka jalur tersebut namun diberlakukan satu jalur untuk mengurai kemacetan. Warga yang melintas di sepanjang jalur Pacitan-Ponorogo diimbau untuk senantiasa waspada karena longsor bisa terjadi kapan saja.
Hasil evaluasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim sebelumnya mencatat, ada 382 kasus bencana alam yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim sepanjang 2017.
Kepala BPBD Jatim, Sudarmawan mengatakan, dari total bencana alam itu, Kabupaten Pacitan dan Sidoarjo merupakan dua wilayah terparah. Di Pacitan ada bencana banjir dan longsor sedangkan di Sidoarjo bencana angin puting beliung dan banjir.
“Ada 141 titik banjir sepanjang 2017. Sedangkan kejadian angin puting beliung terdapat 35 kejadian. Di antaranya, di Kabupaten Malang, Sumenep, Situbondo, Nganjuk, Jember, Sidoarjo. Masing-masing daerah mengalami tiga kali kejadian,” ucapnya.
Untuk wilayah Pacitan, Sudarmawan memberi catatan khusus. Ini karena kondisinya yang cukup parah. Bagaimana tidak, lebih dari dari sepekan, banjir yang merendam empat kecamatan itu tak kunjung surut. Ketinggian air bahkan rata-rata 50-100 sentimeter (cm). Hal itu membuat lebih 16.953 warga mengungsi.
Editor: Muhammad Saiful Hadi