get app
inews
Aa Text
Read Next : Gunung Semeru Erupsi Beruntun Hari Ini, Kolom Abu Tertinggi Capai 1.100 Meter

4 Teater Tradisional Jawa Timur yang Melegenda, Nomor 3 Dijamin Bikin Tertawa

Sabtu, 22 Oktober 2022 - 05:58:00 WIB
4 Teater Tradisional Jawa Timur yang Melegenda, Nomor 3 Dijamin Bikin Tertawa
Pertunjukan teater tradisional jawa timur, luduk. (foto: indonesiakaya).

SURABAYA, iNews.id - Teater tradisional Jawa Timur yang paling populer yakni ludruk. Namun, di luar itu ada banyak seni pertunjukan tradisional lagi yang terdapat di wilayah Pulau Jawa paling timur ini. 

Sebagaimana makna secara umum, teater merupakan seni pertunjukan drama yang dipentaskan di atas panggung, maka ragam pertunjukan drama atau teater tradional Jawa Timur juga cukup banyak. Sebab, hampir semua wilayah di Jatim memiliki kesenian tradisi yang memiliki ciri dan ragam berbeda-beda. 

Namun, pada ulasan teater tradisional Jawa Timur kali ini, iNews.id akan mengulas beberapa jenis teater yang populer serta yang telah muncul sejak zaman Belanda. Paling tidak, tulisan ini akan mengingatkan kembali kekayaan seni tradisi yang pernah dimiliki dan ada di Jawa Timur ini. 

Berikut jenis teater tradisional Jawa Timur: 

1. Lerok Jombang 

Lerok jombang (foto: arekits).
Lerok jombang (foto: arekits).

Lerok Jombang juga biasa disebut besut, akronim dari bahasa Jawa Mbeto Maksud yang berarti membawa atau punya maksud. Artinya, isi dalam pertunjukan drama itu punya makna tertentu, baik yang terkandung dalam kidung atau nyanyia, busana, properti hingga dialog para tokohnya. 

Lerok Jombang pertama kali muncul sekiar tahun 1907. Saat itu seorang petani bernama Santik, warga Desa Ceweng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang mengandalkan kemampuannya melucu dan membuat parikan (pantun) dengan cara berkeliling kampung (mengamen). 

Aktivitas ini dia lakukan sebagai dengan tujuan untuk menambah penghasilan. Sebab, di masa itu, hasil dari bertani sangat sedikit, tidak cukup untuk menghidupi keluarganya. 

Semula Santik ngamen sendirian dengan hanya mengandalkan musik mulut sebagai pengiring. Namun, setelahnya dia bertemu dengan ahli kendang, Amir. Pertunjukan pun semakin menarik, karena di tengah lawakan banyolan itu muncul suara kendang sebagai selingan. Dari situlah muncul istilah barangan (ngamen) atau pertunjukan keliling. 

Pada perkembangannya, Santik kembali bertemu dengan Pono yang berdandan seperti perempuan. Sejak saat itu, lerok yang dibawakan Santik semakin menarik, karena tidak monoton berupa monolog, melainkan dialog bersama Amir dan Pono.

2. Lerok Besut

besutan (foto: kemendikbud).
besutan (foto: kemendikbud).

Lerok besut berasal dari tokoh yang diperankan Santik saat keliling melawan bersama dua temannya. Tujuannya untuk penyamaran. 

Tak hanya nama, Santik juga menyamarkan wajahnya dengan cara memoleskan bedak, layaknya badut. Selain menimbulkan kesan lucu, polesan bedak pada wajah juga dilakukan agar tidak dikenali. 

Dari situ, lerok besut yang dibawakan Santik dan dua temannya semakin terkenal, hingga mereka kerap diundang untuk tampil di acara pesta atau hajatan. Kemajuan ini menjadikan kualitas lerok yang ditampilkan santik dan dua temannya semakin baik. 

Kemajuan itu bukan hanya pada pesan yang disampaikan pada lerok, tetapi juga pada musik yang mengiringi maupun performancenya. 

3. Ludruk

pertunjukan ludruk (istimewa).
pertunjukan ludruk (istimewa).

Ludruk merupakan metamorfosa dari lerok Jombang. Seni drama tradisional ini dikemas lebih komprehensif, baik dari isi atau pesan yang ditampilkan, musik maupun tokoh dalam pertunjukan. Meski begitu, sisi humor pada pertunjukan ini masih sangat kental. 

Cerita dalam ludruk umumnya mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan, dan sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. 

Ludruk sangatlah berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah maupun Yogyakarta, lenong dari DKI Jakarta, maupun longser dari Jawa Barat, yang selalu mengambil kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng) dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. 

Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari dari kalangan wong cilik, bersifat sangat menghibur sehingga membuat penontonnya tertawa terpingkal-pingkal.

Sampai saat ini ludruk relatif masih bertahan sebagai kesenian asli Jawa Timur. Bahkan, salah satu tokohnya juga cukup populer dan lengendaris di Indonesia, yakni Kartolo.

Kartolo sudah lebih dari 40 tahun hidup dalam dunia seni ludruk. Nama Kartolo dan suaranya yang khas, dengan banyolan yang lugu dan cerdas, dikenal hampir di seluruh Jawa Timur, bahwa Indonesia.

4. Glipang

tari glipang (foto: kemendikbud).
tari glipang (foto: kemendikbud).

Glipang merupakan seni pertunjukan tradisional dari Kabupaten Probolinggo. Hampir mirip dengan ludruk, glipang juga bercerita tentang kehidupan sehari-hari, namun kental dengan pesan religi. 

Sebagaimana asalnya, glipang pertama kali muncul di kalangan santri pondok pesantren, sehingga muncul istilah bahasa Arab goliban yang berarti kegiatan keseharian yang dilakukan oleh para santri di dalam pondok. 

Jenis teater tradisional Jawa Timur ini disajikan dalam bentuk tari yang diiringi musik dan disertai dengan dialog dalam bahasa Jawa, Madura dan disisipi sedikit bahasa Arab. Berdasarkan catatan situs mbluduscom, kesenian glipang dicipatakan oleh Sutrisno pada tahun 1935. 

Sutrisno merupakan mantan mandor penebang tebu yang keluar karena kerap mendapat perlakuan tak manusiawi dari penguasa Belanda. Sebagai bentuk protes, Sutrisno lantas menyampaikan sindiran-sindiran yang dikemas secara halus dalam bentuk drama tari yang disebut kiprak glipang. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut