Surabaya, Kota dengan Perekonomian Terbesar di Jawa Timur
SURABAYA, iNews.id - Kota dengan perekonomian terbesar di Jawa Timur (Jatim) masih ditempati Surabaya. Ibu kota Provinsi Jatim ini menempati urutan pertama dengan kondisi ekonomi terbaik dari 38 kabupaten dan kota yang ada di Jatim.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Jatim pada kuartal I 2022 sebesar 5,2 persen. Jika dikalkulasi, Kota Surabaya menjadi penyumbang perekonomian tertinggi Jatim dengan catatan 25 persen.
Sementara berdasarkan catatan Budy Kusnandar pada katadata, perekonomian Surabaya pada 2020 mencapai Rp554,51 triliun. Angka tersebut diukur menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB).
Angka tersebut mencapai 24,07 persen dari total PDRB 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, sekaligus menjadikan Surabaya sebagai kota dengan perekonomian terbesar di Jatim. Budy juga mencatat, perdagangan besar dan eceran menjadi penopang terbesar perekonomian di Kota Surabaya, yakni Rp149,25 triliun atau 26,92 persen dari total PDRB.
Setelahnya ada industri pengolahan dengan kontribusi sebesar Rp107,42 triliun atau 19,37 persen dari total PDRB. Sementara di urutan kedua ada Kabupaten Sidoarjo dengan angka Rp197,24 triliun (24,07 persen). Kemudian, Kabupaten Pasuruan dengan PDRB sebesar Rp 145,59 triliun (6,32 persen).
Capaian tersebut cukup rasional mengigat Surabaya merupakan kota metropolitan. Sampai saat ini Kota Surabaya juga masih menjadi pusat kegiatan ekonomi, keuangan dan bisnis daerah-daerah di Jawa Timur.
Kondisi ini juga tak lepas dari letak Surabaya yang cukup strategis, berada di hampir tengah-tengah Indonesia dan selatan Benua Asia. Surabaya juga memiliki pelabuhan dan bandara yang cukup besar, pusat transportasi antarprovinsi, pulau dan negara.
Menurut catatan Wikipedia, Pelabuhan Surabaya, Tanjung Perak menjadi pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Tanjung Perak bukan hanya pelabuhan menjadi pelabuhan penumpang, tetapi juga pelabuhan perdagangan, peti kemas yang cukup besar.
Editor: Ihya Ulumuddin