12 Stasiun Kereta Api Terbesar di Indonesia, Nomor 4 Punya Bel Kedatangan yang Unik
4. Stasiun Surabaya Gubeng
Stasiun kereta api terbesar di Indonesia berikutnya Stasiun Surabaya Gubeng. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar di Jawa Timur.
Stasiun Surabaya Gubeng berlokasi di Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya, Jawa Timur. Sebagai salah satu stasiun klasik yang ada di Jawa Timur, setiap ada kereta yang tiba dalam stasiun ini akan disambut dengan bunyi musik instrumental “Rek Ayo Rek”.
Berbeda dari lainnya, Stasiun Surabaya Gubeng memiliki dua sisi yang berbeda secara fungsional. Di bagian sisi barat dikhususkan untuk keberangkatan dan kedatangan kereta api kelas ekonomi dan ekspres. Sementara di bagian sisi timur untuk kereta api kelas bisnis dan eksekutif. Hal inilah yang membuat stasiun ini memiliki sebutan Gubeng Lama dan Gubeng Baru.

5. Stasiun Pasar Senen
Bagi warga Jakarta tentunya sudah tak asing lagi dengan Stasiun Pasar Senen. Stasiun Pasar Senen berlokasi di Jalan Pasar Senen Nomor 14, Senen, Kecamatan Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Stasiun ini memiliki enam jalur yang terpisah, yang mana tiga jalurnya berada di tengah kedua bangunan itu. Stasiun ini pertama kali diresmikan pada tanggal 31 Maret 1887. Stasiun Pasar Senen mengadopsi gaya Indische Empire dengan kanopi besi setengah yang menaungi dua jalur rel di bawahnya pada awal didirikan.
Stasiun Pasar Senen biasanya melayani keberangkatan dan kedatangan kereta api kelas ekonomi. Hal menarik lainnya terdapat Monumen Tekad Merdeka atau Perjuangan Senen di kawasan stasiun ini. Monumen ini dibangun untuk mengenang berbagai peristiwa yang pernah terjadi di daerah Senen dan sekitarnya.

6. Stasiun Solo Balapan
Stasiun Solo Balapan merupakan stasiun kereta api tertua di Indonesia, bahkan termasuk stasiun terbesar di Surakarta dan di Jawa Tengah bagian selatan. Stasiun ini sudah beroperasi sejak tahun 1873. Stasiun Solo Balapan berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi Nomor 112, Surakarta, Jawa Tengah.
Sekitar tahun 1890, lahan Stasiun Balapan awalnya adalah Alun-alun Utara milik Keraton Mangkunegaran. Di alun-alun itu ada lapangan pacuan kuda, lalu dari arena balap kuda inilah Stasiun Solo Balapan lahir.
Stasiun ini memiliki 12 jalur kereta yang terbagi menjadi dua, yakni lima jalur utama yang berada di tengah dan tujuh jalur yang dijadikan spoor simpan. Stasiun Solo Balapan melayani kereta api kelas bisnis, eksekutif, ekonomi, dan komuter.
Editor: Donald Karouw