Simulasi Pengamanan Nataru, Polisi: Jangan Kecolongan, Surabaya Pernah Dapat Teror
SURABAYA, iNews.id - Polrestabes Surabaya terus mamatangkan persiapan pengamanan Natal dan tahun baru (nataru) 2022. Selain menyiapkan 1.500 personel, mereka juga mulai melakukan simulasi pengamanan di sejumlah gereja di Surabaya, salah satunya Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria di Jalan Kepanjen.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol A Yusep Gunawan mengatakan, simulasi ini sebagai antisipasi Polrestabes Surabaya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya tdak ingin oleh aksi teror pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru nanti.
"Kami bekerja sama dengan pihak gereja serta Satgas Penanggulangan Covid-19 dan dibantu dengan Ormas yang ada. Karena Surabaya pernah terjadi cerita pahit terkait gangguan teroris. Kami ingin Kota Surabaya ini aman dan kondusif," katanya, Senin (22/11/2021).
Yusep juga menyampaikan, pengamanan ini masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun, kali ini diberlakukan protokol kesehatan yang ketat karena dalam masa pandemi Covid-19.
"Kita tahu bersama bahwa saat ini Surabaya memang sudah Level 1. Tetapi, kita tetap harus waspada sebab Pandemi Covid 19 ini masih ada. Untuk itu perayaan Natal dan tahun baru kali ini kita tetap laksanakan prokes ketat. Jangan sampai nanti terjadi penularan dan ada klaster baru setelah perayaan Nataru ini," tuturnya.
Proses simulasi meliputi apel pengamanan, tactikal floor game (TFG), sterilisasi oleh brimob, secdoor serta apel konsolidasi yang dipimpin oleh Kasubag Kerma, yang berperan sebagai Perwira Pengendali Pengamanan (Padal PAM).
Sebelum memasuki gereja, para jemaat yang datang wajib untuk mengikuti protokol kesehatan yang diawasi oleh Satgas Covid-19 gereja. Protokol itu mulai dari wajib menggunakan masker, cuci tangan menggunakan sabun, scan barcode aplikasi peduli lindungi, cek suhu tubuh, hingga penyemprotan di bilik disinfektan.
Jemaat boleh masuk apabila scan barcode aplikasi peduli lindungi berwarna hijau. Apabila scan barcode aplikasi peduli lindungi berwarna Merah yang berarti belum vaksin, maka disediakan vaksin covid-19 di tempat.
Untuk tempat duduk diatur dan terdaftar atas nama jemaat yang mendapatkan undangan sesuai jadwal untuk memudahkan pengawasan dan tracing apabila terjadi sesuatu. Jika ditemukan jemaat yang terbukti positif Covid-19, maka akan ditempatkan di ruang isolasi yang telah disediakan, serta langsung ditangani dan ditindak lanjuti oleh Satgas Covid-19 Kota Surabaya.
Editor: Ihya Ulumuddin