Siasati Pengeluaran saat Pandemi, Warga di Pamekasan Ini Gunakan Tungku Kayu Bakar
Sejak pandemi Covid-19 melanda, warga mengaku, sangat kesulitas untuk mencari uang, meski persediaan kebutuhan pangan cukup, karena warga biasa menyimpang hasil pertanian mereka di tempat penyimpanan khusus atau yang dikenal dengan istilah "dhurung" oleh warga setempat.
"Bagi kami uang Rp10.000 itu sangat berarti. Makanya, dari pada digunakan untuk membeli elpiji terus menerus, warga disini lebih memilih membeli tungku kayu bakar, sebab hanya sekali beli saja dan setelah itu tidak mengeluarkan uang lagi," kata Marsiyah.
Sebelumnya Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dalam Rapat Pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menegah Daerah (RPJMD) secara daring mengaku, pertumbuhan ekonomi Pamekasan di masa pandemi Covid-19 ini memang sangat mengkhawatirkan, bahkan minus 2 persen lebih.
"Ini terjadi, karena semua sektor terdampak, baik sosial, politik dan ekonomi, dan ekonomi minus ini bukan hanya di Pamekasan saja, akan tetapi juga terjadi di tingkat provinsi, bahkan nasional," kata bupati.
Editor: Ainun Najib