SURABAYA, iNews.id – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengundang khusus Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak dalam rangkaian kegiatan peresmian Gedung Teknik Informatika. Selain itu, kehadiran sosok Emil sekaligus untuk memberi motivasi pada Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Fakultas Teknik (FT).
"Kami undang tokoh muda (Wagub Emil) dalam rangka menyiapkan generasi emas, serta untuk memeriahkan kegiatan PKKMB Fakultas Teknik Unesa," ujar Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dedy Rahman Prehanto, Jumat (16/8/2019).
Kehadiran Emil, diharapkan bisa memberi motivasi dan dorongan agar mahasiswa Unesa dapat selalu berprestasi dan berpikir positif dalam semua tindakan.
"Pak Emil kan tokoh muda. Nah, semangat dan motivasinya itu yang ingin kami tularkan ke mahasiswa baru," kata Dedy, yang kerap turun memompa semangat mahasiswa saat berkompetisi robot, termasuk ketika robot jaipong meraih juara dua di NTB.
Sementara Emil dalam motivasinya, memompa semangat para mahasiswa untuk menjadi agent of change (agen perubahan) di tengah masyarakat. Sebab, para mahasiswa merupakan orang-orang pilihan yang memiliki tanggung jawab besar untuk membawa kemajuan bangsa.
Dia menyontohkan sosok Mark Zuckerberg, pemilik dan pendiri Facebook. Menurutnya, jika Mark lahir di keluarga tidak mampu, mungkin waktunya akan habis untuk bekerja mencari nafkah. Bukan membuat program atau programming dan menemukan FB.
Namun karena memiliki waktu, dirinya bisa melakukan programming dan akhirnya membuat FB.
"Artinya tidak ada dari kita yang hebat sendiri. Kita ditolong keadaan masing-masing. Jadi jangan pernah lupa bersyukur," ucapnya.
"Kita di sini karena ada orangtua yang mendukung. Kita punya kesehatan, kesempatan, kemampuan, maka sudah menjadi tugas kita untuk give back kepada masyarakat,” tuturnya.
Menurutnya, cara paling sederhana mahasiswa memberikan give back kepada masyarakat, lanjut Emil, yakni dalam bentuk belajar yang benar. Bagaimana mereka menyelesaikan pendidikan dengan baik.
Apalagi, menurut Emil, realita hari ini ijazah saja tidak cukup. Bahkan, beberapa perusahaan ternama di dunia sudah menghilangkan ijazah sebagai syarat menerima pegawai.
“Karena katanya orang kalau sudah megang ijazah jadi kaku, tidak mau beradaptasi dengan perkembangan-perkembangan di luar. Padahal hari ini yang dibutuhkan itu fleksibilitas dan kreativitas," ujarnya.
Editor: Donald Karouw