Sampang Resmi Punya Baju Adat Sendiri, Ini Cirinya

SAMPANG, iNews.id - Kabupaten Sampang kini memiliki baju adat sendiri. Peresmian dilakukan di Pendapa Trunojoyo, Sampang, pada Sabtu (17/12/2022).
Bupati Sampang Slamet Junaidi mengatakan, peresmian dilakukan sebagai upaya memperkenalkan ciri khas Sampang melalui adat dan kebudayaan lokal.
"Ini bentuk upaya agar Kabupaten Sampang punya khas baju sendiri, kita coba mem-branding Kabupaten Sampang, agar wisatawan dari luar selalu ingat Kota Bahari," katanya, Senin (19/12/2022).
Sedikitnya terdapat empat baju adat Sampang yang baru diresmikan. Busan tersebut di antaranya Rashoghan Cakranengrat, Raosghan Mangkubumi, Rashoghan Pongghaba, dan Rashoghan Maghersareh.
Kepala Disporabudpar Kabupaten Sampang, Marnilem, rencana pembentukan baju adat dilakukan sejak 2021 silam dengan menyerap aspirasi dari berbagai kalangan. Upaya perumusan dilakukan mulai dari intisari nilai sejarah, hingga kebudayaan dan sosial yang ada di Sampang.
"Tentu dengan mempertimbangkan kesesuaian segala aspek mulai dari sejarah, dan sosial hingga budaya yang ada di Kabupaten Sampang," ucap Marnilem.
Berikut ciri baju adat Sampang yang baru diresmikan:
Busana Beskap berbahan bludru hitam pekat dengan sulaman emas, dipadukan dengan bawahan batik motif seser. Kemudian menggunakan pin cakraningrat dan penutup kepala odheng model Tongkosan, serta slop bludru hitam sebagai alas kaki dikenakan oleh Bupati dan Wakil Bupati.
Sementara istri Bupati dan istri Wakil Bupati mengenakan setelan baju dan alas kaki yang serupa dengan kerah kartini, dikombinasikan ornamen bros bermotif kupu-kupu. Riasan rambut ghellung pale’ katopak dengan bunga sekar mellok di kanan dan kirinya.
Setelan ini merupakan busana yang dikenakan oleh Forkopimda dan Pejabat Eselon II. Beskap berbahan wol dengan kancing emas berjumlah ganjil memakai pin Cakraningrat, setelan bawah batik motif seser, odheng tongkosan dan selop hitam berbahan polos.
Sementara ibu-ibu mengenakan kebaya hitam bludru hitam pekat, model krah kartini klasik dengan ornamen emas dan bawahan batik seser motif soga, memakai bros emas bermotif melati dengan alas kaki selop hitam, dan riasan rambut ghellung pale’ katopak dengan bunga sekar mellok di sebelah kanan.
Model baju beskap hitam berkerah tegak, dengan ornamen lis berwarna silver dankancing berjumlah ganjil, serta odheng model peredhen yang digunakan oleh pegawai laki laki.
Sementara bagi pegawai perempuan mengenakan kebaya berbahan bludru hitam pekat dan bros bulat berwarna silver. Baik laki-laki maupun perempuan mengenakan sandal selop hitam serta bawahan batik motif ombak berwarna merah soga.
Baju atasan pesak sebagai kardigan, dan kaos bercorak merah putih bergaris melintang dengan celana hitam gombor, menggunakan ikat pinggang kulit berwarna hitam. Riasan kepala mengenakan odheng tapoghen dan alas kaki sandal kulit bagi masyarakat laki-laki.
Untuk masyarakat perempuan mengenakan kebaya hitam berbahan brokat tanpa beff, dinar susun tiga sebagai pin, ghellung senthe’lan, bawahan kain batik Sampang dengan motif kembang jati, kon-sokon, daun perreng, ajem panjilaras dengan warna merah soga, serta alas kaki yang tidak tertutup.
Editor: Rizky Agustian