Resmi, Pelajar SD dan SMP di Surabaya Tak Lagi Diberi PR
Eri menyatakan, dengan diberikan pelajaran di sekolah dan PR karakter di rumah, maka itu diharapkannya dapat membentuk kepribadian sang anak. Terlebih lagi, karakter sang anak ini akan cepat terbentuk ketika turut digerakkan oleh para orang tua mereka.
"Maka saya minta tolong untuk orang tua itu jangan anak ini kalau tidak ada PR tidak mau belajar. Ya berarti salah orang tuanya karena tidak membentuk karakter anaknya. Kalau tidak ada pendidikan karakter, maka PR (akademik) itu hanya untuk anaknya pintar, untuk anaknya tidak nakal, ya tidak seperti itu," jelasnya.
Eri meyakini, ketika seluruh anak di Surabaya sudah terbentuk karakter kebangsaan yang kuat, maka tidak akan ada namanya kenakalan remaja. Termasuk pula tawuran antarsiswa atau pelajar yang minum-minuman keras.
"Karakter kebangsaan ada di mana? Ada di agama, orang tua dan sekolah ini tidak terpisahkan. Karena itu saya berharap, dengan semangat Hari Pahlawan, ayo para orang tua, guru, kyai, semua tokoh agama dan masyarakat di Kota Surabaya bersatu untuk (membentuk) karakter. Karena inilah filosofinya Merdeka Belajar," katanya.
Editor: Rizky Agustian