Ratusan Batu Suiseki Dipamerkan di Surabaya, Beragam dan Unik Terbentuk Alami

SURABAYA, iNews.id- Pameran batu suiseki atau batu sungai dan gunung yang dibentuk oleh alam digelar di Surabaya, Sabtu (13/7/2024). Pameran ini menarik perhatian para pencinta seni. 

Batu-batu dengan bentuknya yang menyerupai panorama alam, hewan, buah hingga bangunan menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.

Baca Juga

Sanggar Seni Surya Art Tampilkan Topeng Dalem Batu Putih Dalem Batu Selem di PKB ke-46

Para kolektor batu suiseki berlomba-lomba memamerkan koleksinya yang bernilai seni tinggi. Selain indah, batu-batu tersebut juga memiliki nilai filosofi dan spiritual bagi para kolektornya.

Ratusan batu suiseki atau batu bernilai seni yang dibentuk oleh alam itu dipamerkan di salah satu mal Surabaya. Batu-batu sungai dan gunung ini murni dibentuk oleh alam melalui proses alami selama bertahun-tahun hingga menghasilkan bentuk-bentuk yang unik dan artistik.

Baca Juga

Sanggar Seni Majalanggu Suguhkan Cerita Arja Cupak di Revitalisasi Kesenian Klasik

Batu suiseki merupakan seni batu sungai yang berasal dari negara Jepang. Seni ini juga digandrungi di Indonesia dan banyak kolektor yang mengoleksi batu-batu tersebut. 

"Seki dalam bahasa Jepang berarti batu. Jadi Suiseki berarti batu air, batu yang digerus oleh air membentuk suatu kategori yang bisa kita artikan dalam seni berbentuk panorama, bisa berbentuk hewan, manusia dan lain-lain objek," ujar kolektor batu Suiseki, Johan Lim di lokasi pameran.

Batu suiseki ini banyak ditemukan di sungai dan gunung. Mayoritas batu-batu unik tersebut terbentuk oleh air dalam waktu yang lama.

Para pengunjung pameran tampak takjub melihat batu-batu suiseki yang menyerupai miniatur panorama alam, seperti pegunungan, lembah dan air terjun. Ada pula batu yang menyerupai hewan, seperti kura-kura, burung dan gajah. 

Bentuk-bentuk unik ini semakin dipercantik dengan pencahayaan dan dekorasi yang apik.

"Kalau yang saya suka yang mendekati natural karena tidak semudah yang dibayangkan. Karakter natulais itu dibentuk secara alam," kata Yuwono salah satu pengunjung pameran.

Editor: Kurnia Illahi