MALANG, iNews.id - Gempa besar dengan Magnitudo di atas 5 yang berpusat di Kabupaten Malang, Jatim disebut BMKG berpotensi kembali terjadi di wilayah itu. Sebab di selatan Jawa Timur terdapat dua lempeng aktif yang kerap beraktivitas.
"Ada tiga penyebab gempa bumi di Jatim. Pertama, gempa yang bersumber pada subduksi lempeng Indo-australia dan Eurasia di wilayah Selatan Jawa," kata Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang, Ma’muri, melalui diskusi virtual yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) pada Minggu (11/4/2021) sore.
Gempa Besar Ancam Jatim, Pakar Geofisika UB: Lempeng Malang Selatan Sudah Tua
Ma'muri menyebutkan, terdapat sumber-sumber sesar aktif yang bisa menimbulkan gempa bumi. Sementara penyebab ketiga gempa yang terjadi Jawa Timur, berasal dari luar subduksi lempeng.
Dalam hal ini gempa bumi yang disebabkan letusan gunung berapi. "Jatim memiliki banyak gunung berapi yang beberapa di antaranya seperti Semeru, Ijen, Bromo dan sebagainya," katanya.
Update Gempa Jatim, 2.848 Unit Rumah Rusak dan 8 Orang Meninggal
Selain subduksi lempeng, Jatim ternyata memiliki sesar darat yang cukup aktif. Sesar ini dapat menimbulkan gempa di daratan. Meski kekuatannya kecil dan berada di kedalaman dangkal, efek kerusakan gempa ini lebih besar dibandingkan gempa subduksi.
"BMKG belum menemukan sesar aktif di Malang meski wilayah ini acap mengalami gempa. Ada banyak sesar yang belum teridentifikasi, karena sesar itu cukup banyak sehingga perlu kajian khusus untuk penandaan atau pemberian namanya," katanya.
Jokowi Sampaikan Duka Cita bagi Korban Meninggal Gempa Jatim
Namun untuk wilayah Jatim, BMKG menemukan tujuh sesar aktif dan enam segmen sesar Kendeng. Yakni, sesar naik Pati, sesar Kendeng (segmen Demak, Purwodadi, Cepu, Blumbang, Surabaya dan Waru) dan sesar Pasuruan. Kemudian sesar Probolinggo, sesar Wongsorejo, zona sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala) dan sesar Bawean Fault.
Ma'muri menjelaskan, dari sejarahnya Jawa Timur termasuk daerah yang memiliki gempa darat cukup banyak. Sementara di Malang pernah terjadi pada 1958 dan 19 Februari 1967 dengan kekuatan gempa sebesar 6,2 SR. Namun sumber gempa ini belum termasuk sebagai sesar lokal wilayah Malang.
BMKG Ingatkan Potensi Banjir Bandang dan Tanah Longsor usai Gempa Jatim
Adapun aktivitas kegempaan selama dua bulan terakhir di Jatim, Ma'muri mengungkapkan, jumlahnya cukup meningkat. Situasi ini mendorong BMKG untuk membuat beberapa langkah yang perlu ditingkatkan.
"Kita sudah beberapa kali survei terutama di Pacitan, Pantai Banyuwangi untuk melihat perkiraan gelombang dan bagaimana jalur evakuasi," ucapnya.
Editor: Kastolani Marzuki