Ponpes Alfurqon Lamongan Dibakar, Muhammadiyah Minta Polisi Segera Tangkap Pelaku
Lebih jauh Biyanto meminta pada aparat kepolisian untuk membuka garis polisi atau police line di sekitar lokasi pembakaran. Sebab, pihaknya berencana melakukan perbaikan. Dengan begitu, proses pembelajaran bisa kembali dilakukan.
"Pondok pesantren tidak bisa melakukan pembelajaran daring karena keterbatasan fasilitas," katanya.
Saat ini, dari 67 santri, kata dia, sebagian besar berada di rumah orang tuanya. Banyak santri yang masih trauma akibat asrama mereka dibakar. Bagi yang trauma, akan mendapatkan pendampingan trauma healing dari Universitas Muhammadiyah (UM) Sidoarjo.
"Para santri masih trauma kembali ke pondok. Mereka khawatir ketika di pondok dan sedang istirahat, asrama mereka kembali dibakar," ujarnya.
Diketahui, dalam aksi pembakaran pada Jumat (1/1/2021) yang menjadi sasaran yakni asrama santri laki-laki. Kejadian yang kedua, pada Jumat (8/1/2021) yang dibakar adalah asrama santri putri. Sasarannya sama, yakni rak sepatu, sepatu serta puluhan timba untuk mencuci pakaian para santri.
Editor: Ihya Ulumuddin