SURABAYA, iNews.id - Perang antara Rusia dengan Ukraina yang diharapkan tidak terjadi, akhirnya pecah juga. Situasi yang terus memanas antara pihak Rusia dan Ukraina berakhir dengan saling melancarkan operasi militer.
Upaya saling gempur antara pasukan Rusia dan tentara Ukraina telah menimbulkan banyak korban. Sejumlah pihak khawatir pertempuran antara Rusia dengan Ukraina akan memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga atau PD 3.
Brutal, Kapal Perang Rusia Tembak 3 Kapal Kargo dan Tanker Bawa 600 Ton Solar di Laut Hitam
Mereka tidak ingin Perang Dunia Satu (PD 1) dan Perang Dunia Kedua (PD 2) yang pernah terjadi dan menelan banyak korban tersebut, akan terulang.
Dikutip dari “Almanak Jagad Raya (tahun 1991)”, berikut lima negara yang terlibat PD 2 (1939-1945) dengan jumlah korban terbesar.
Ini Investasi Rusia di Indonesia, Salah Satunya Kilang Tuban
1.Uni Soviet
Jumlah korban meninggal maupun terluka di Negara Uni Soviet (Sekarang Rusia) semasa PD 2 merupakan yang terbesar.
Mobil Pikap Tabrak Rumah Warga di Malang gegara Nenek Misterius, 1 Orang Tewas
Tercatat sebanyak 20.127.000 jiwa telah menjadi korban. Perinciannya, 6 juta jiwa lebih di antaranya tewas terbunuh, dan 14 juta lebih mengalami luka-luka.
2. Jerman
Jumlah warga Jerman yang menjadi korban PD 2 mencapai 10.500.000 jiwa. Sebanyak 7 juta jiwa lebih di antaranya terluka, dan 3 juta lebih tewas. Pada PD 2 itu Jerman mengerahkan sebanyak 20 juta personel tentara.
3. China
Selama PD 2 China mengerahkan sebanyak 17 juta lebih pasukan perang. Jumlah warga China yang menjadi korban selama perang berkecamuk sebanyak 3.086.522 jiwa. Perinciannya, 1,7 juta lebih mengalami luka-luka dan 1,3 juta lebih meninggal dunia.
4. Jepang
PD 2 telah menelan korban 1.410.000 jiwa warga Jepang. Sebanyak 1.270.000 jiwa di antaranya tewas dan 140.000 jiwa mengalami luka-luka. Selama PD 2 Jepang mengerahkan sebanyak 9.700.000 personel tentara.
5. Polandia
Sebanyak 1.194.000 warga Polandia menjadi korban PD 2. Sebanyak 664.000 di antaranya tewas dan 530.000 jiwa mengalami luka-luka.
Editor: Ihya Ulumuddin