Pengakuan Wisatawan Dahsyatnya Kebakaran di Gunung Bromo: Bak Lidah Api Tertiup Angin

MALANG, iNews.id - Wisatawan Gunung Bromo mengisahkan detik-detik menegangkan ketika melalui kawasan savana bukit yang terbakar. Saat itu wisatawan menggunakan Jeep menaiki kawasan Wisata Gunung Bromo dari Kabupaten Malang.
Wisatawan tersebut bernama Faradina Pramitha. Dia menuturkan, sangat merasakan udara panas di sekitar kawasan savana di Blok Jemplang hingga Watugede yang terbakar ketika masuk Gunung Bromo Jumat (1/9/2023) dini hari. Hawa panas cukup terasa kendati sedang berada dalam mobil Jeep bersama rombongan dari Malang.
"Hawanya itu panas, padahal di luar itu sebenarnya cuaca dingin. Angin itu kencang, jadi apinya itu membesar pas malam. Kita lewat di kiri kanan bukti yang terbakar," ujar Dina, Senin (4/9/2023).
Pengakuannya saat itu memang api masih menyala begitu dahsyat sehingga sempat membuatnya dan rombongan lain ketakutan. Apalagi jarak antara jalan tempat rombongan melintas dengan bukit terbakar cukup dekat. Dia pun menunjukkan foto yang diambilnya dari dalam mobil Jeep.
Menurutnya, keadaan bukit yang terbakar seperti foto dan video yang beredar di media sosial. Kondisi cuaca angin yang bertiup kencang membuat api cepat membesar.
"Cuacanya kering dingin, tapi anginnya kencang. Ya kita takut, kalau kena, kesambar (api) gimana. Apinya tertiup angin seperti lidah. Setiap ada tiupan angin langsung membesar," kata wisatawan asal Kalimantan Timur tersebut.
Sebagai antisipasi kejadian yang tidak diinginkan, Dina mengaku sopir dan travel telah mengingatkan setiap wisatawan saat masuk kawasan TNBTS untuk tidak menyalakan rokok.
"Makanya sama sopirnya diminta gak ada yang boleh merokok di dalam. Sebelum masuk jeep itu kita diingatkan (untuk tidak merokok, membuang barang yang mudah menyebabkan api membesar)," ucapnya.
Di sisi lain Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) Septi Eka Wardhani mengatakan, ada beberapa spot wisata yang terpaksa ditutup di kawasan Gunung Bromo.
"Gunung Penanjakan, Bukit Kedaluh dan Bukit Cinta ditutup untuk kunjungan wisata demi keamanan pengunjung," kata Septi Eka dikonfirmasi terpisah.
Saat ini petugas gabungan masih berupaya memadamkan api di kawasan Gunung Penanjakan, yang masuk wilayah Perhutani bukan area TNBTS.
"Saat ini tidak ada api di BTS (Gunung Bromo, Tengger, Semeru). Kebakaran di Penanjakan masuk kawasan Perhutani, bukan TNBTS," ucapnya.
Sebelumnya kebakaran lahan juga muncul pada 18 Agustus 2023 di kawasan Gunung Semeru yang berada di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Titik api terpantau pertama kali di Blok Oro-Oro Ombo di bawah puncak Gunung Semeru, yang masuk dalam Resor Pemangku Taman Nasional (RPTN) Wilayah Ranupani Wilayah III Bidang Wilayah II Lumajang.
Imbas kebakaran ini, BB-TNBTS sempat menutup bergantian akses masuk ke Gunung Bromo melalui Jemplang, Coban Trisula, Kabupaten Malang dan Senduro, Kabupaten Lumajang. Kini akibat kebakaran di Penanjakan, akses masuk dari Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, juga ditutup.
Namun dua akses masuk yang sebelumnya ditutup yakni lewat Malang dan Lumajang, kembali dibuka. Keputusan itu diambil sejak Minggu malam (3/9/2023) pukul 18.00 WIB sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
BB-TNBTS telah mengeluarkan imbauan kepada para wisatawan agar turut serta mengantisipasi adanya potensi kebakaran hutan dan lahan saat musim kemarau, mengingat kondisi kawasan taman nasional tersebut sangat kering.
Editor: Donald Karouw