get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Majapahit akibat Perebutan Takhta

Nasib Kerajaan Majapahit usai Ditaklukkan Kesultanan Demak

Kamis, 28 Desember 2023 - 08:28:00 WIB
Nasib Kerajaan Majapahit usai Ditaklukkan Kesultanan Demak
Awal runtuhnya Kerajaan Majapahit usai diserang Kesultanan Demak. (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Kerajaan Majapahit harus takluk oleh Kesultanan Demak yang menjadi kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Penaklukkan ini setelah tentara Demak melakukan ekspansi dan serangan ke wilayah ibu kota Kerajaan Majapahit pada tahun 1478.

Konon pada serangan itu, pusat Kerajaan Majapahit dan ibu kotanya tak mengalami kerusakan berarti. Bahkan tentara Demak yang berhasil menaklukkan Majapahit pun tak melakukan pembakaran ke pusat kerajaan dan merusak bangunan ibu kota.

Penguasa Kesultanan Demak Raden Patah atau Jin Bun tidak membumihanguskan Kerajaan Demak, namun menawan Raja Majapahit Bhre Kertabhumi dan dibawa ke Demak.

Sejarawan Prof Slamet Muljana dalam bukunya "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" mengungkapkan, Kerajaan Majapahit dimasukkan sebagai negara bawahan Demak. Kemudian diangkatlah menantu Raja Bhre Kertabhumi sebagai bupati yakni Dyah Ranawijaya Girindrawawrdhana, sekaligus Ipra Raden Patah. Nama itu tercantum pada parasasti Jiyu/Dukuhan Duku OJO XCII-XCV.

Sementara pada berita Tionghoa dari Klenteng Sam Po Kong di Semarang, Raja Majapahit itu disebut Pa Bu Ta La, memerintah pada tahun 1488. Sedangkan pada batu tulis Jiu, Dyah Ranawijaya Girindrawardhana memerintah pada tahun Saka 1408 atau tahun Masehi 1486. 

Boleh dipastikan Pa Bu Ta La itu sama dengan Girindrawardhana. Majapahit tetap masih berdiri, tetapi sebagai negara bawahan Demak. Kerajaan Majapahit harus membayar pajak kepada negara Islam Demak. 

Dalam catatan, Raden Patah terlambat memutar haluan kehidupan rakyat Majapahit untuk diikutsertakan dalam pembangunan negara Islam Demak. Dia membiarkan rakyat hidup terlantar dan tidak pandai mengambil simpati rakyat Majapahit yang memeluk agama Hindu-Jawa, namun malah mencurigainya. 

Reden Patah juga terlalu banyak menyandarkan kekuatannya kepada mayarakat Tionghoa Islam atau bukan-Islam di kota-kota pelabuhan sepanjang pantai laut Jawa. Dia lupa bahwa kaum tani bekas rakyat Majapahit juga dapat merupakan kekuatan yang berguna sekali untuk pembangunan dan pertahanan negara.

Cara berpikir Jin Bun sebenarnya mudah dipahami. Tidak lagi dapat disangkal bahwa Jin Bun memang pemuda yang sangat cerdas dan sangat berani sehingga dalam waktu 3 tahun, dia sanggup menyiapkan kekuatan yang mampu meruntuhkan Kerajaan Majapahit yang telah berusia 184 tahun dan pernah mengalami masa kegemilangan serta disegani segenap negara di Nusantara.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut