MTsN 1 Blitar Diduga Kaburkan Fakta Kasus Penganiayaan Siswa hingga Tewas, Keluarga Melawan
“Mungkin agar saya tidak panik, disampaikan kecelakaan kecil. Saya mau dibonceng tapi menolak dan memilih membawa sepeda motor sendiri. Biar cepat,” katanya.
Sesampai di RS Itihad, Misatin melihat sudah ada sejumlah guru MtsN Kunir. Dia tidak curiga apa-apa karena telah dikatakan kecelakaan kecil. Para guru menyambutnya.
Sejumlah guru perempuan menyalami dan memeluk sembari memintanya untuk kuat sekaligus bersabar. Misatin mengaku kaget. Karena penasaran ia menanyakan kondisi putranya.
Dia juga menyatakan ingin melihat putranya secara langsung. “Dijawab oleh salah seorang guru kalau anak saya tidak apa-apa. Saat ini sedang ditangani dokter. Mungkin saja untuk menenangkan,” kata Misatin.
Namun tak berlangsung lama, seorang guru perempuan, kata Misatin memeluknya sembari mengatakan agar bersabar karena anaknya telah meninggal dunia.
Misiatin seketika syok, limbung, dan kesadarannya lenyap. Begitu sadar, ia meminta ingin bertemu anaknya dan itu ia sampaikan berulang-ulang. Oleh salah seorang guru Mtsn Kunir Misatin dibawa ke atas tempat tidur UGD dan dibaringkan. Misiatin mengaku sempat berteriak histeris.
Editor: Ihya Ulumuddin