Mahasiswa ITS Berjaya di Kompetisi Hacking Internasional Dubai
SURABAYA, iNews.id - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Achmad Zaenuri Dahlan Putra menjuarai ajang Abu Dhabi Digital Authority (ADDA) Capture The Flag (CTF) Competition di Dubai, Uni Emirat Arab. Mahasiswa Departemen Sistem Informasi ini dipercaya sebagai ketua tim yang beranggotakan empat orang dari perguruan tinggi lain di Indonesia dan mancanegara.
Empat anggota tersebut masing-masing dua mahasiswa dari Indonesia dan dua lainnya dari Vietnam. “Anggota dari Indonesia adalah seorang mahasiswa dari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dan seorang software engineer yang merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 2020,” katanya, Kamis (20/10/2022).
Ayik, panggilan akrabnya mengatakan, dia mendapatkan timnya dari salah satu komunitas CTF terbesar di dunia. Tim kolaborasi ini berhasil meraih juara II pada ajang bergengsi yang berfokus pada hacking tersebut.
“Ini merupakan salah satu kebanggaan bagi kami karena pesertanya berasal dari berbagai belahan dunia tanpa memandang umur dan profesi,” kata Ayik.
Sebelum berlaga di Dubai, Ayik bersama timnya yang beranggotakan lima orang melalui tahap kualifikasi terlebih dulu. Pada tahap kualifikasi, tim ini berhasil menyelesaikan beberapa tipe soal.
“Saat itu, kualifikasi dilakukan secara online dengan tipe soal web exploitation, binary exploitation, reverse engineering, forensic, kriptografi, dan mobile reverse engineering,” tuturnya.
Dengan kegigihannya, timnya pun berhasil menjadi salah satu dari lima finalis yang diberangkatkan ke Dubai untuk kejuaraannya. Selama empat hari, Ayik bersama timnya berlaga di World Trade Center (WTC) Dubai untuk merebut kejuaraan.
“Saat final, kita diharuskan menyelesaikan lebih banyak (soal) dibanding tahap kualifikasi dan soal yang diberikan pun lebih sulit,” ujarnya.
Pada babak final, tim yang diberi nama Good Luck Have Fun (GLHF) ini bersama tim finalis lainnya harus menyelesaikan soal web exploitation, reverse engineering, forensic, attack defense, lab hacking, dan hardware hacking.
Menurut Ayik, timnya bisa menyelesaikan berbagai persoalan, seperti eksploitasi web untuk mendapatkan data,dan membuat aplikasi crack dengan mencari algoritma program aplikasi tersebut. “Selain itu, saya pun mendapatkan beberapa persoalan menarik, seperti membobol website resmi pemerintah Abu Dhabi yang dilengkapi dengan fitur keamanan tinggi,” katanya.
Menariknya lagi, Ayik menjelaskan bahwa timnya harus membobol teknologi lama seperti telepon Rotary hingga teknologi terkini seperti membobol mobil Tesla. Ia berpendapat bahwa tipe soal ini sulit untuk dipecahkan dibandingkan persoalan lainnya. “Kami harus membobol pintu mobil Tesla melalui frekuensinya, sehingga pintu mobil bisa terbuka tanpa kunci,” ujarnya.
Selain diamanahkan menjadi ketua tim, Ayik bertugas untuk menyelesaikan persoalan reverse engineering, web exploitation, dan kriptografi. Ke depannya, masih banyak kompetisi bergengsi internasional yang harus ditaklukkan olehnya. “Salah satu impian saya adalah menjadi juara di ajang Defcon, kompetisi hacking terbesar di dunia,” katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin