Lubang Buaya Banyuwangi, Saksi Bisu Kekejaman PKI Bantai 62 Pemuda Ansor
Juru kunci Lubang Buaya Cemetuk, Supingi menuturkan, kisah kebiadaban PKI kala itu bermula saat pemuda Ansor dari Muncar menyerbu markas PKI di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Namun dalam penyerangan tersebut ratusan pemuda Ansor tidak mampu menumpas orang-orang PKI.
Mereka kemudian memilih mundur. Saat hendak kembali, kata dia, rombongan pemuda Ansor sebanyak 62 orang yang mengendarai truk ternyata sudah diblokade PKI di Cemetuk.
"Di situlah terjadi pembunuhan massal tersebut terjadi. Satu per satu pemuda Ansor dibantai. Truk yang dikendarai dibakar PKI. Sedangkan mayat korban dibuang dan dikubur di tiga sumur yang saat ini dikanal sebagai lubang buaya cemetuk,” katanya, beberapa waktu lalu.
Dari tiga lubang buaya yang besar tersebut, dikubur sebanyak 42 orang. Sedangkan dua lubang lainnya masing – masing dikubur 10 orang.
"Tiga hari kemudian, jenazah para korban baru ditemukan dan dievakuasi aparat militer kala itu,” katanya.
Namun hingga saat ini tidak ada yang tahu nama-nama para korban tersebut. Dia mengatakan, monumen lubang buaya di Desa Cemetuk, Kecamatan Celuring yang berjarak sekitar 45 kilometer dari pusat Kota Banyuwangi dibangun atas swadaya warga sekitar pada tahun 1994.
Pengunjung lubang buaya, Fitria mengaku tidak menyangka ada lubang buaya di Desa Cemetuk seperti di Jakarta.
"Ternyata di Cemetuk juga ada lubang buaya seperti di Jakarta,” ucapnya.
Editor: Donald Karouw