Kisah Samsul, Rintis Usaha Bakso hingga Sukses Ubah Nasib Pengamen dan Gelandangan

SURABAYA, iNews.id - Samsul (38) sibuk menata ratusan mangkok bakso di atas meja. Semua menu sudah tersaji, tinggal ditaburi bawang goreng dan kuah yang sudah dipanasi.
Sore itu, warga Waru, Sidoarjo ini menggelar syukuran. Dia menggelar acara buka puasa bersama dengan warga sekitar Jemurwonosari, Surabaya. Tempat lama saat dia mengawali usaha.
Tak berapa lama, ratusan warga berduyun-duyun datang. Mereka menyantap menu bakso gratis begitu azan maghrib berkumandang.
Ditemui seusai acara, Samsul mengaku menggelar syukuran karena dikaruniai rezeki berlimpah. Seluruh rombong bakso yang dijalankan oleh karyawannya laris dan mendulang untung besar.
"Wujud syukur saja mas. Sudah dapat rezeki. Waktunya sekarang berbagi," katanya saat ditemui iNews.id, Jumat (22/3/2024) malam.
Samsul menceritakan, sudah sembilan tahun menjalani bisnis jualan bakso tersebut. Selama waktu itu pula dia mengalami jatuh bangun hingga mencapai hasil seperti sekarang.
Rombong bakso yang semula hanya satu, kini terus bertambah hingga menjadi 22 unit, tersebar di Surabaya dan Sidoarjo. Tak hanya itu, sekarang Samsul juga memiliki 26 karyawan.
"Saya mulai jualan tahun 2016. Rombong masih satu. Saya dorong sendiri setiap hari," kata Samsul mengenang awal pertama merintis usaha.
Samsul teringat bagaimana dia keliling kampung ditemani istri. Mengkal di depan RSI Jemursari dan SMA 10 sambil membantu menata parkir. "Terus begitu setiap hari. Sorenya keliling lagi sampai bakso habis," katanya.
Tujuh bulan lamanya Samsul menjalani rutinitas tersebut, hingga akhirnya seorang pembeli memberi saran agar dia megembangkan usahanya. Caranya dengan menambah jumlah rombong bakso.
"Dia bilang, jangan takut membesarkan usaha. Katanya bakso saya enak harus dikembangkan," ujarnya.
Pesan pembeli itu membuat Samsul tertantang. Berbekal surat BPKB motor milik bapak mertua, Samsul mengajukan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp25 juta ke Bank Republik Indonesia (BRI) Cabang Kutisari. Pinjaman itu cair dalam waktu delapan hari.
"Saya nekat saja. Uang Rp25 juta saya belikan rombong lima unit. Saya sebar ke beberapa titik. Di terminal, kampung dan tempat mangkal ojek online," katanya.
Momen itu rupanya menjadi titik balik usaha bakso Samsul. Bakso yang diberi nama Rahayu (diambil daru nama istirinya) ternyata cocok di lidah para pelanggan, sehingga terus berkembang.
Dua tahun berselang (2018), Samsul kembali berekspansi. Dia kembali memperluas pasar baksonya hingga ke wilayah Sidoarjo. Karena itu, dia kembali mengajukan KUR BRI untuk kembali membeli rombong.
Editor: Donald Karouw