Kisah Ramalan Sunan Giri dan Pembangkangan Senopati Sutawijaya Pada Kerajaan Pajang
Keduanya berangkat ke Mataram, tetapi tak berhasil menemui Senopati Sutawijaya yang sedang berkunjung ke Lipura. Kedua utusan itu pun menyusulnya ke Lipura, dan menemukan Senopati Sutawijaya tengah berada di atas seekor kudanya.
Tetapi DIA tampak acuh tak acuh, melihat dua utusan Pajang yang datang juga dengan menunggang kuda itu. Bahkan beberapa kali kedua utusan Pajang menegur Senopati Sutawijaya, dia tetap bergeming. Senopati Sutawijaya masih terduduk di atas kuda tunggangannya, saat kedua utusan Pajang itu turun dari atas kuda dan menegur Senopati.
Dari atas kudanya, Senopati Sutawijaya berkata agak kasar dan menanyakan apakah mereka berdua diutus oleh Kanjeng Sultan Pajang. Wuragil, salah satu utusan Pajang itu pun menyampaikan pesan Sultan Hadiwijaya, agar Senopati Sutawijaya berhenti berfoya-foya, mengumbar hawa nafsu, makan minum, mabuk-mabukan dan bercukur rambut, lalu sowan ke Pajang.
Sontak saja pesan kedua utusan itu dibalas dengan serampangan dan mengungkapkan, ia tak bakal hadir ke Pajang. Saat itulah menunjukkan bahwa Senopati benar-benar melakukan pembangkangan terhadap Pajang. Dia mulai berani melawan Sultan Hadiwijaya, raja Pajang dan ayah angkatnya sendiri.
Tetapi oleh kedua utusan itu perilaku pembangkangan Senopati Sutawijaya tidak dilaporkan sepenuhnya. Keduanya hanya menyatakan bahwa Senopati Sutawijaya akan bersedia datang, setelah keduanya pulang ke Pajang.
Editor: Ihya Ulumuddin