Kisah Pangalasan, Menteri Kerajaan Pajang yang Berkhianat

SURABAYA, iNews.id - Pengaruh kuat Penguasa Mataram, Senapati, membuat Kerajaan Pajang mulai memperhitungkannya. Bahkan, Kerjaan Pajang dua kali mengirimkan utusan khusus ke Mataram untuk mengetahui segala yang dilakukan Senapati.
Setelah utusan pertama gagal, Sultan Hadiwijaya penguasa Pajang kembali mengirimkan utusan berikutnya. Kali ini putra Sultan Hadiwijaya sendiri yakni Pangeran Benawa yang datang menemui Senapati. Ia didampingi oleh Adipati Tuban dan Tumenggung Mancanegara.
Ketiganya juga dikawal oleh sejumlah prajurit Pajang. Pengiriman utusan ini pun dilakukan secara diam-diam, di luar sepengetahuan Senapati.
Hal ini dimaksudkan agar Senapati tidak mempunyai kesempatan untuk menutup-nutupi apa yang dilakukannya ketika ketiga utusan tersebut sampai di Mataram. Tetapi sang penguasa Pajang ini tak memperhitungkan ada pengkhianat di internal Pajang sendiri bernama Pangalasan.
Pangalasan merupakan menteri yang bertugas di Kesultanan Pajang selama bertahun-tahun dan memiliki kedekatan dengan Sultan Hadiwijaya. Namun di sisi lain sebagaimana dikutip dari "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati Hingga Amangkurat II", tulisan Peri Mardiyono, Pangalasan juga memiliki kedekatan dengan Senapati.
Atas dasar hubungan baik ini, Pangalasan kemudian bersedia menjadi mata-mata Senapati di istana Pajang. Segala informasi yang ada di Pajang, utamanya terkait dengan Mataram, disampaikan oleh Pangalasan kepada Senapati.
Maka, ketika Pangalasan tahu bahwa Sultan Hadiwijaya telah mengirimkan utusan ke Mataram untuk memeriksa kondisi Mataram, ia langsung memberikan informasi itu kepada Senapati.
Sebelum ketiga utusan itu sampai ke Mataram, Pangalasan terlebih dahulu mengutus anak buahnya ke Mataram guna menyampaikan kabar tersebut kepada Senapati. Mendengar utusan Pajang bakal datang yang dipimpin oleh sang pangeran sendiri, maka Senopati segera mempersiapkan segalanya untuk menyambutnya.
Editor: Ihya Ulumuddin