Kisah Kaum Brahmana Bersekutu dengan Ken Arok Lengserkan Kertajaya Raja Kediri
MALANG, iNews.id - Ken Arok memanfaatkan betul prahara pada tataran kaum brahmana di wilayah Kerajaan Kediri. Kaum brahmana yang menjadi kasta tertinggi di agama Hindu itu nyaris tersingkir dengan kebijakan dan keputusan sewenang-wenang Kertajaya, sang penguasa.
Ketika Ken Arok berhasil melakukan pemberontakan dan membunuh Tunggul Ametung, dia memberikan kaum brahmana dan keluarganya tempat tersendiri. Ken Arok juga membangun kekuatan dari kaum brahmana untuk melakukan pemberontakan lebih besar ke Kerajaan Kediri yang dipimpin Kertajaya.
Kaum brahmana percaya dengan pengalaman Ken Arok menggulingkan Tunggul Ametung. Mereka pun mendukung langkah Ken Arok.
Para saudara dan keluarga besar kaum brahmana Kediri yang pernah berjasa ke Ken Arok diminta untuk pindah ke Tumapel. Bahkan dari buku "Hitam Putih Ken Arok: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan" mereka diberikan jabatan juga fasilitas oleh Ken Arok.
Ketika para brahmana Kediri bersama saudara-saudaranya sudah menetap di Tumapel dan bersekutu dengan Ken Arok, maka pembangkangan Tumapel yang menjadi cikal bakal Kerajaan Singasari dan Malang kian kuat.
Menariknya pada masa-masa ini, oleh para pengikut dan pendukungnya, Ken Arok justru kemudian dikukuhkan sebagai raja Tumapel dengan gelar Abhiseka Rajasa Sang Amurwabhumi. Pengukuhan Ken Arok sebagai raja Tumapel ini sangat dimungkinkan terjadi pada 1222.
Sebab dalam beberapa sumber dikisahkan Ken Arok statusnya sebagai raja Tumapel, bukan sebagai akuwu atau kabupaten dari wilayah Kerajaan Kediri, mulai dari 1222 hingga 1227 atau 1247. Jadi di tahun 1222 ini status dan posisi Ken Arok di Tumapel bukan lagi sebagai akuwu, melainkan sebagai raja.
Ketika Ken Arok telah menjadi raja, maka Tumapel sendiri bukan lagi sebagai daerah pakuwuan di bawah kerajaan Kediri, melainkan telah berubah menjadi kerajaan yang berdiri sendiri dan terpisah dengan Kediri.
Di sinilah wilayah Tumapel telah melakukan gerakan separatisme terhadap Kediri. Penobatan Ken Arok sebagai raja Tumapel ini juga membuatnya tidak pernah menghadap Kediri. Bahkan kiriman upeti ke Kediri pun dihentikan.
Editor: Donald Karouw