get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral Video Perempuan Tanpa Busana Ludahi Alquran, Publik Murka!

Kisah Jalan Spiritual Napi Lapas Perempuan Malang: Hati Tenang Ketika Baca Alquran 

Rabu, 05 April 2023 - 15:35:00 WIB
Kisah Jalan Spiritual Napi Lapas Perempuan Malang: Hati Tenang Ketika Baca Alquran 
Indah, salah satu napi Lapas Perempuan Malang. (avirista midaada).

MALANG, iNews.id - Bulan Ramadhan menjadi pelajaran bagi warga binaan (narapidana) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas II A Malang. Di sinilah para warga binaan ini menjalani pendidikan spiritual dan mental usai divonis bersalah akibat tindak pidana. 

Berada di dalam Lapas yang berada di Jalan S Supriyadi Sukun, Kota Malang, tak membuat para warga binaan ini menjadi putus asa. Selama bulan Ramadhan, jalan pertaubatan kembali dilakukan meski di hari-hari biasanya kegiatan keagamaan juga telah banyak dilakukan. Tetapi momentum Ramadhan memberikan sarat makna lebih bagi mereka. 

Aktivitas mengaji para napi di Lapas perempuan Malang. (avirista midaada).
Aktivitas mengaji para napi di Lapas perempuan Malang. (avirista midaada).

Salah satu warga binaan berinisial IN mengaku dia telah tinggal selama enam tahun sejak dijatuhi hukuman penjara pada 2017 lalu karena kasus narkoba. Perempuan asal Kabupaten Tuban ini mengaku banyak belajar selama berada di dalam Lapas perempuan, termasuk memperdalam ilmu-ilmu agama yang sebelumnya tak pernah ia sentuh saat masih menjadi pemakai narkoba. 

"Banyak sekali perubahan yang dialami ketika saya disini, saya sudah enam kali lebaran di sini," kata IN, saat kegiatan tadarus Alquran di dalam Lapas Perempuan, Rabu (5/4/2023). 

Dia mengaku semenjak masuk dalam Lapas merasakan bagaimana arti kehilangan serta kesedihan, jauh dari keluarga. Hal ini pula yang akhirnya tersadar apa yang dilakukannya selama bertahun-tahun sebelum tertangkap adalah perbuatan salah. Ia ikhlas menjalani garis kehidupannya yang telah ditentukan Tuhan, menurutnya selalu ada hikmah atau pelajaran di setiap perbuatan yang dilakukannya.

"Ya pastinya sedih tapi saya kembalikan lagi ada hikmah yang harus kita ambil dari kejadian seperti ini. Di sini bisa tahu arti kehilangan, bisa tahu artinya kita jauh dari keluarga, ketika kita di luar itu sangat-sangat tidak baik. Setelah saya di sini InsyaAllah saya menyadari apa kesalahan saya dan berjanji tidak akan mengulanginya," katanya. 

Jalan taubat pun mengantarkan Indah menjadi salah satu warga binaan yang mahir membaca Alquran, bahkan kini ia mendapat sertifikat layak mengajar membaca Alquran. Padahal dulunya jangankan membaca Alquran, melaksanakan salat dan menyentuh Alquran pun tak pernah ia lakukan. 

"Waktu zaman di luar nggak tahu agama, nggak pernah namanya mengaji salat, puasa itu nggak pernah, terus sama keluarga jarang berkomunikasi, jarang bercengkrama. Sebelumnya di luar saya tidak pernah bisa mengaji, saya tidak pernah tahu bacaan Al-Quran," kata perempuan berusia 33 tahun ini. 

Tak heran ia tak memerlukan waktu hingga 2-3 tahun untuk bisa lancar membaca Alquran lengkap dengan makharijul huruf dan tajwidnya. Menurutnya, selama di dalam Lapas Perempuan ada ketenangan ketika ia melantunkan ayat-ayat Alquran dan mendengarkan kajian keagamaan. Apalagi momentum saat ini berada di bulan Ramadan, yang ditunggu oleh setiap orang islam. 

"Selama saya disini saya bisa belajar Alquran, saya bisa belajar mengaji, dan saya mengikuti kegiatan tadarus ini untuk menghilangkan jenuh, menambah ilmu, terus biar tidak sia-sia belajar saya di sini, belajar mengaji saya di sini tidak sia-sia dan hati juga bisa tenang," ucapnya.

"Ada ketenangan tersendiri setelah membaca Alquran, pikiran-pikiran negatif yang pernah saya lakukan di sini sudah tidak ada, setelah belajar mengaji setelah mengerti ilmu-ilmu tentang agama," tutur perempuan yang dikenai vonis 9 tahun penjara ini. 

Ia mengisahkan awal mula belajar mengaji mulai nol dengan buku Iqra di tahun 2017 hingga akhirnya mjlai lancar pada tahun 2019. Tekadnya untuk berubah dan bertaubat membawanya menjadi salah satu peserta yang diwisuda membaca Al-Quran dengan metode Ummi. Dari prosesnya belajar hingga wisuda inilah ia mulai mengenal beberapa bacaan makharijul huruf, hingga tajwid di setiap ayat-ayat suci umat Islam ini. 

"Tahun pertama di Lapas ini diberikan wisuda Alquran yang gurunya dari metode Ummi. Jadi saya mengikuti pelatihan metode Ummi dari huruf hijaiyah, sampai saya bisa menguasai Alquran tajwid-tajwidnya makharijul hurufnya. Makanya saya senang ikut tadarus karena saya ingin mengamalkan apa yang saya pelajari waktu wisuda Alquran," katanya. 

Kini ia dan warga binaan lainnya kian mempertebal keimanan di bulan Ramadan 1443 Hijriah tahun 2022 ini. Penambahan waktu membaca Alquran atau tadarus Alquran dalam sehari, menjadi salah satu yang diinisiasi para warga binaan. 

"Karena kalau musim Ramadhan di dalam ini tidak ada kegiatan seperti pondok pesantren jamnya dikurangi. Daripada di dalam blok tidak ada pekerjaan, kita gunakan mengaji," ujarnya. 

Ke depan ia berharap dengan ilmu-ilmu yang didapatnya di dalam Lapas ia bisa memanfaatkan dan mengamalkannya di luar saat berinteraksi dengan masyarakat. Salah satunya dengan menjadi guru mengaji, dan menularkan ilmu pengalamannya selama belajar mengaji dari nol tidak bisa hingga menjadi orang yang mahir membaca dengan tajwid dan mahrajal hurufnya. 

"Saya ingin ngajar di TPQ-TPQ di rumah. Sudah banyak pembekalan yang diberikan di sini," katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut