Kisah Inspiratif Love’s Nurani, Anak Penjual Rempeyek Lolos Tanpa Tes dan Kuliah Gratis di UGM

JAKARTA, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari perempuan bernama Love’s Nurani Hasan (19) anak seorang penjual rempeyek di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Dia diterima sebagai mahasiswa baru UGM tahun 2024 tanpa tes melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP).

Bahkan dia dinyatakan mendapat beasiswa uang Kuliah Tunggal (UKT) 100 persen alias dibebaskan dari biaya pendidikan hingga lulus. Senyum Love’s Nurani Hasan pun semakin mengembang karena dia begitu menaruh harap untuk masa depannya dengan kuliah di Program Studi (prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM). 

Baca Juga

Kisah Inspiratif Umar Syahroni, Tunadaksa Peraih Beasiswa LPDP Australia Dulu Dihina Kini S3

“Ini impianku sejak SMA untuk bisa kuliah di Akuntansi FEB UGM,” ujarnya dikutip dari laman UGM, Sabtu (22/6/2024).

Love’s sapaan akrabnya oleh keluarga, teman dan orang-terdekat memang memiliki segudang prestasi. Tidak hanya akademik, namun juga prestasi non-akademik. Lulusan SMA Negeri 1 Probolinggo pernah meraih juara 2 National Accounting Competition Gadjah Mada Accounting Days 2023 dan itu yang menguatkannya memilih Prodi Akutansi FEB UGM.

Baca Juga

Kisah Inspiratif Sahid, Anak Buruh Lulus Cumlaude IPK 3,83 di UNY Tanpa Skripsi dan KKN

Pilihan untuk selalu berprestasi menjadi tekad Love’s untuk bisa mewujudkan cita-citanya. Terlebih mengingat kondisi keluarganya bukan dari kalangan berada yang memberi dorongan kuat untuk giat belajar dan berprestasi.

“Sebenarnya keinginan kuliah sudah ada sejak SMP. Namun saat itu saya masih ragu mengingat keterbatasan ekonomi keluarga,” katanya.

Baca Juga

Kisah Inspiratif Aliman Wisudawan Terbaik UGM, Satu-satunya Sarjana di Keluarga

Love’s merupakan anak bungsu dari dua bersaudara pasangan Yuli Nur Hasan (53) dan Eny Rosida (52). Dia lahir dan besar di sebuah kota kecil Kelurahan Kanigaran, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Hidup keluarga ini sebelumnya tergolong berkecukupan, tetapi kecelakaan yang dialami kedua orang tuanya pada tahun 2017 mengubah semuanya. Akibat kecelakaan tersebut, sang ayah mengalami cedera permanen ditambah vonis dokter mengidap diabetes dan praktis membuatnya tidak bekerja lagi.

Baca Juga

Kisah Inspiratif Bayu Aji, Mahasiswa Tunanetra Lulus Cumlaude IPK 3,83 di UNY

“Ibu yang kemudian menjadi tulang punggung keluarga dengan berjualan bumbu pecel dan menerima pesanan rempeyek dari tetangga. Hasilnya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,”ujar Love’s.

Berjuang dalam keterbatasan, Love’s mengaku kondisi perekonomian keluarga menurun drastis. Bahkan mau tak mau terkadang harus menjual aset yang dimiliki keluarga untuk bertahan hidup. Sejak itu dia terlatih untuk hidup mandiri.

Baca Juga

Kisah Inspiratif Wiwin Ayuni Bangun Usaha Menjahit Usai Ikuti Pelatihan Vokasi PHR

“Ya sebisanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri, bersyukur juga terkadang bisa bantu orang tua. Sejak SD saya berjualan tas, stiker, masker wajah, aksesoris dan kerudung,” ucapnya.

Kegiatan berjualan sampingan ini Love’s lakukan hingga penghujung pendidikan di SMA 1 Probolinggo. Bukan karena bosan, dia mengaku terpaksa berhenti berjualan karena memang sepi peminat.

Begitu kuat keinginanannya untuk melanjutkan kuliah setelah tamat SMA. Bahkan dia berusaha untuk selalu meyakinkan kepada kedua orang tuanya jika dia akan berusaha mencukupi sendiri kebutuhan biaya kuliah nantinya.

“Akhirnya ya saya terbiasa berjuang dan akan selalu berjuang untuk mimpi-mimpi. Saya pun sempat bekerja sebagai pramuniaga di butik dan menjadi host live sebuah online shop,” ujarnya.

Antara belajar dan mencari uang, rupanya memaksa Love’s mampu menata waktu dengan baik. Tak heran dia pun konsisten berprestasi sejak di bangku SD hingga SMA dengan selalu menduduki peringkat terbaik di kelas.

Editor: Donald Karouw