Kisah Idjon Djanbi, Petani Bunga yang Jadi Komandan Pertama Cikal Bakal Kopassus
BLITAR, iNews.id - Cikal bakal Kopassus (komando pasukan khusus) tak lepas dari peran pensiunan tentara Muhammad Idjon Janbi. Muallaf kelahiran Kanada ini membentuk kesatuan Komando Teritorium III (Koter III), yang pada akhirnya menjadi Kopassus.
Namanya Rokus Bernardus Visser. Dia merupakan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) saat Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD) diresmikan menjadi RPKAD oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta di Batujajar, Cimahi, Jawa Barat 25 Juli 1955.
Sebelum itu, Visser merupakan seorang pensiunan tentara bekas anggota KST (Korps Speciale Troepen) atau kesatuan pasukan khusus Belanda. Karier tentaranya dimulai pada Perang Dunia II awal tahun 1940, yakni saat berada dalam pengasingan di Inggris.
Di London Inggris, Sersan Visser melayani mobilitas Ratu Wilhelmina (Ratu Belanda) di pengungsian. “Dia (Visser) pernah menjadi sopir Ratu Wilhelmina dalam pengungsian di London,” demikian dikutip dari buku Legenda Pasukan Komando (2017).
Setelah memperoleh pendidikan komando di Inggris, Visser resmi bergabung dengan KL (Koninklijke Leger) atau tentara Kerajaan Belanda. Rekam jejaknya sebagai pasukan tempur lumayan panjang.
Dia pernah terlibat pertempuran hebat saat Sekutu membebaskan Belanda dari pendudukan Jerman. Visser ambil bagian dalam operasi Market Garden, yakni operasi terjun payung terbesar.
Usai mendapat latihan perwira terjun payung di India, Visser disiapkan untuk melawan pasukan Jepang pada pertengahan 1945. Namun Jepang keburu menyerah saat bom atom meleburkan Hiroshima dan Nagasaki.
Seusai perang, Visser dikirim ke Indonesia. Berpangkat kapten, dia memimpin sekolah pendidikan terjun payung KNIL di Cimahi. Pasukan payung (paratroop) dengan baret merah merupakan tentara elite KNIL.
Sejak awal Visser menyukai Indonesia. Meski istrinya menolak dan memilih cerai, Visser tetap memutuskan tinggal di Indonesia. Di Indonesia dia terus memimpin pasukan terjun payung hingga penyerahan kedaulatan Indonesia akhir 1949. Dia juga pernah melatih kesatuan tempur intelijen.
Visser menetap di sebuah desa kecil di Cisarua, Lembang, Bandung Jawa Barat. Sebagai pensiunan tentara, dia banting stir menjadi petani bunga, yakni keahlian yang diwarisi dari ayahnya.
Visser menikahi seorang perempuan sunda, berpindah agama Islam dan mengganti nama menjadi Mohammad Idjon Djanbi. Saat Panglima Tentara dan Teritorium III Siliwangi, Bandung Alex Kawilarang memintanya membantu membentuk pasukan Komando, Idjon Djanbi menyatakan bersedia.
Namun dengan satu syarat. “Dia bersedia melatih dengan syarat sebagai militer dan pangkatnya setingkat lebih tinggi dari pangkat tertinggi calon siswanya”.
Syarat itu dipenuhi. Sejak itu terbentuklah satu kompi pasukan Koter III yang kelak menjadi Kopassus. Idjon Djanbi juga yang menginginkan prajurit RPKAD memiliki kemampuan penerjun agar dapat digerakkan dengan pesawat terbang.
Setelah pensiun dari Komandan RPKAD, Idjon Djanbi kembali menjadi petani di Cianjur. Dia diberi jabatan mengepalai perkebunan milik asing yang dinasionalisasi.
Pada tahun 1969, saat RPKAD berulang tahun, Idjon Djanbi mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel.
Editor: Ihya Ulumuddin