get app
inews
Aa Text
Read Next : Jejak Airlangga, Sang Raja Besar Jawa di Kerajaan Kahuripan dan Kediri

Kisah Dewi Kili Suci, Putri Raja Airlangga yang Tolak Tahta dan Pilih Jadi Petapa

Selasa, 22 November 2022 - 06:02:00 WIB
Kisah Dewi Kili Suci, Putri Raja Airlangga yang Tolak Tahta dan Pilih Jadi Petapa
Dewi Kili Suci, putri Raja Airlangga menolak menggantikan posisi ayahnya sebagai raja dan memilih hidup sebagai petapa. (Patung Dewi Kili Suci/YouTube)

SURABAYA, iNews.id - Dewi Kili Suci, putri Raja Airlangga menolak menggantikan posisi ayahnya sebagai raja. Dia menolak menjadi raja dan memilih hidup sebagai petapa.

Nama asli putri Airlangga itu adalah Sanggramawijaya Tunggadewi, sebagaimana dicantumkan pada Prasasti Cane tahun 1021 sampai Prasasti Turun Hyang 1035.

Dewi Kili Suci memulai petualangannya sebagi petapa dengan menjauh dari keramaian. Tokoh Dewi Kili Suci sendiri dikisahkan pada Cerita Panji sebagai sosok agung yang sangat dihormati.

Prasetya Ramadhan pada bukunya "Sandyakala di Timur Jawa 1042 - 1527" menyebut Dewi Kili Suci sering membantu kesulitan pasangan Panji Inu Kertapati dan Galuh Candrakirana, keponakannya.

Dewi Kili Suci juga dihubungkan dengan dongeng dan cerita legenda terciptanya Gunung Kelud. Dimana semasa muda, Dewi Kili Suci yang dilamar oleh seorang manusia berkepala kerbau bernama Mahesasura.

Kili Suci bersedia menerima lamaran itu asalkan Mahesasura mampu membuatkannya sebuah sumur raksasa.

Sumur raksasa itu pun tercipta berkat kesaktian Mahesasura. Namun sayang, Mahesasura jatuh ke dalam sumur itu karena dijebak oleh Dewi Kili Suci. Para prajurit Kadiri atas perintah Kili Suci menimbun sumur itu dengan batu-batuan.

Timbunan batu begitu banyak sampai menggunung, dan terciptalah Gunung Kelud. Oleh sebab itu, apabila Gunung Kelud meletus, daerah Kediri selalu menjadi korban, sebagai wujud kemarahan arwah Mahesasura.

Dewi Kili Suci juga dikisahkan pada Babad Tanah Jawi, sebagai putri sulung Resi Gentayu raja Kahuripan. Kerajaan Kahuripan kemudian dibelah dua, menjadi Janggala dan Kadiri, yang masing-masing dipimpin oleh adik Kili Suci, yaitu Lembu Amiluhur dan Lembu Peteng.

Kisah ini menyerupai fakta sejarah, setelah Airlangga turun tahta tahun 1042, wilayah kerajaan dibagi menjadi dua. Satu menjadi Kadiri yang dipimpin oleh Sri Samarawijaya, serta Janggala yang dipimpin Mapanji Garasakan.

Pada masa pemerintahan Airlangga dan raja-raja sebelumnya, jabatan tertinggi sesudah raja adalah rakryan mahamantri. Jabatan ini identik dengan putra mahkota, sehingga pada umumnya dijabat oleh putra atau menantu raja.

Dari prasasti - prasasti yang dikeluarkan Airlangga sejak 1021 sampai 1035, yang menjabat sebagai raja rakryan mahamantri adalah Sanggramawijaya Tunggadewi. Sedangkan pada Prasasti Pucangan 1041, muncul nama baru yaitu Samarawijaya, sebagai rakryan mahamantri. 

Tetapi ada kesamaan bahwa Sanggramawijaya Tunggadewi identik dengan putri sulung Airlangga dalam serat Calon Arang, yang mengisahkan pengunduran diri Dewi Kili Suci menjadi petapa.

Editor: Nur Ichsan Yuniarto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut