get app
inews
Aa Text
Read Next : Sadis! Begini Pria Difabel Tewas Dibunuh 2 Gadis di Subang, Ditusuk Pisau 27 Kali

Kisah Cinta Segitiga di Kerajaan Majapahit, Hubungan Terlarang Putri Raja dan Tabib Istana

Senin, 03 Oktober 2022 - 14:35:00 WIB
Kisah Cinta Segitiga di Kerajaan Majapahit, Hubungan Terlarang Putri Raja dan Tabib Istana
Ilustrasi, kisah cinta segitiga di Majapahit. (Foto: indonesia.go.id).

PASURUAN, iNews.id - Kisah cinta segitiga di Majapahit melibatkan Dyah Wiyat yang merupakan adik perempuan dari raja kedua Majapahit, yaitu Prabu Jayanegara. Dyah Wiyat merupakan putri kedua dari Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit. 

Kakak kandung Dyah Wiyat, yaitu Dyah Gitarja atau nama lainya  Tribuana Tungga Dewi yang menjabat sebagai raja ketiga Majapahit.

Saat Majapahit berada di bawah kepemimpinan kakaknya, Prabu Jayanegara, Dyah Wiyat menjabat sebagai raja bawahan di daerah Daha atau sekarang dikenal dengan Kediri. Semasa menjabat sebagai bupati Daha, Dyah Wiyat mendapat gelar Rajadewi Maharajasa Bhre Daha.

Kisah Cinta Yang Terhalang Status Sosial

Sebagai seorang yang memiliki kedudukan sosial tinggi dan memiliki jabatan di kerajaan membuat Dyah Wiyat Menjadi incaran para lelaki untuk dipersunting dan dijadikan istri.

Namun, para lelaki tidak berhasil meluluhkan hati Dyah Wiyat. Sang putri malah jatuh cinta kepada tabib kerajaan yang bernama Ra Tanca.

Tabib Ra Tanca merupakan bagian dari tujuh anggota Dharmaputra, yaitu jabatan istimewa yang dibentuk oleh Raden Wijaya.

Didasari rasa cinta terhadap sang pujaan hati, Dyah Wiyat selalu ingin bertemu dengan Ra Tanca. Namun, karena tembok kekuasaan Majapahit yang begitu tinggi Mereka tidak bisa bertemu secara terang-terangan. 

Berbagai upaya dilakukan oleh Dyah Wiyat, salah satunya sering mengharapkan sakit agar bisa bertemu dan diobati oleh Ra Tanca. Hanya itu satu-satunya cara yang bisa dilakukan agar mereka bisa bertemu tanpa menimbulkan kecurigaan.

Perbedaan status sosial di antara Ra Tanca dan Dyah Wiyat menjadikan kisah cinta mereka kandas di tengah jalan. Ra tanca yang menyadari, dia yang hanya seorang tabib tidak pantas untuk Dyah Wiyat seorang sekar kedaton atau putri raja. 

Menyadari hal itu, Ra Tanca memutuskan untuk menyerah dan memilih menikahi wanita lain.

Perjodohan dengan Raden Kudamerta

Setelah kisah cintanya tidak berujung manis dengan Ra Tanca, Dyah Wiyat dijodohkan dengan seorang bangsawan dari Wengker bernama Raden Kudamerta atau Bhre Wengker. Namun, pernikahan ini tidak dilandaskan atas rasa saling cinta.

Tanpa sepengetahuan Dyah Wiyat, ternyata Raden Kumerta telah memiliki istri bernama Dyah Menur dan memiliki seorang anak laki-laki. 

Dyah Menur ditawan oleh  paman dari Raden Kudamerta yang bernama Panji Wiradapa agar Raden Kudamerta bersedia menikahi Dyah Wiyat. 

Tujuannya agar saat Dyah Wiyat diangkat menjadi ratu, otomatis Raden Kudamerta yang akan menjadi rajanya. Jika hal ini terwujud, Panji Wiradapa akan diangkat menjadi Mahapatih di kerajaan Majapahit.

Dyah Wiyat yang prihatin sangat ingin berbagi suami dengan Dyah Menur yang bernasib malang. Namun, Dyah Menur lebih memilih untuk mengalah dan menyingkir lantaran mendengar suaminya mengaku belum memiliki istri.

Itulah kisah cinta segitiga di kerajaan Majapahit yang beredar hingga saat ini.

Editor: Kurnia Illahi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut