get app
inews
Aa Text
Read Next : Wanita di Jambi Jadi Korban Penipuan Modus Dijanjikan Khodam Sakti Pusaka Besi Kuning

Kisah Canang dan Kiai Culik Mandaraka, 2 Pusaka Sakti Mataram Kuno yang Ditakuti Musuh

Minggu, 22 Januari 2023 - 10:59:00 WIB
Kisah Canang dan Kiai Culik Mandaraka, 2 Pusaka Sakti Mataram Kuno yang Ditakuti Musuh
Kerajaan mataram kuno memiliki banyak pusaka sakti. (Foto: storymap).

SURABAYA, iNews.id - Kerajaan Mataram Kuno memiliki banyak benda pusaka sakti. Pusaka ini pula yang membikin lawan-lawannya tak berkutik. 

Dari sekian benda pusaka yang ada, canang ki bicak dan keris kiai culik mandaraka, merupakan pusaka yang paling ditakuti musuh. Canang merupakan wadah atau tempat untuk menaruh sesajen atau bunga.

Bahkan, dikisahkan kedua benda ini mampu membuat kocar-kacir pasukan Pajang dan Pati, di waktu yang berbeda. Benda-benda ini konon bisa mendatangkan gejolak alam yang membuat lawannya keder dan dipukul mundur.

Di Pemberontakan Pati, dikisahkan terjadi beberapa tahun sebelum Panembahan Senopati wafat. Saat itu, sang Adipati Pati meminta hak pengurusan atas semua tanah pedesaan di sebelah utara, sebagaimana dituliskan pada buku "Awal Kebangkitan Mataram : Masa Pemerintahan Senapati" dari H J De Graaf. 

Sang Adipati meminta 100 mata tombak dengan batangnya kepada raja Mataram. Senapati memberikan seluruh mata tombaknya, kecuali batang tombaknya. Sebab dikatakan Senopati, pemberian batang tombak berarti perang. 

Namun upaya itu membuat Adipati Pati geram, dia pun mempersiapkan pasukan melintasi perbatasan dan menaklukkan semua penduduk desa di sebelah utara Pegunungan Kendeng. Semua menyerah, kecuali Demak, yang mempersenjatai diri di dalam lingkungan bentengnya.

Selanjutnya, Pati pun menghimpun pasukan dan menuju Mataram, untuk melakukan penyerangan. Perlu beberapa waktu bagi Adipati Pragola untuk menghimpun banyak prajurit yang disiapkan menyerang Mataram. Ia pun mengirimkan informasi ke Panembahan Senopati sebagai peringatan akan adanya penyerbuan ke wilayah yang dipimpin saudara sepupunya itu. 

Pangeran mahkota Mataram bergerak menuju Prambanan, tentara Pati menuju Kemalon, setelah beristirahat melanjutkan perjalanan. Sang raja Mataram, Panembahan Senopati pun turun langsung ke gelanggang perang, ia naik kuda dan sempat beristirahat di Prambanan. 

Melewati tengah malam Sang Raja melanjutkan perjalanannya lagi. Di luar benteng pertahanan pasukan Pati di Dengkeng, pasukan Mataram berteriak-teriak, dan benda sakti canang Ki Bicak dipukul bertalu-talu. Sementara keris Kiai Culik Mandaraka berhasil mematahkan tiga batang pohon besar kelapa yang menjadi pagar benteng. 

Senopati berhasil memasuki benteng pertahanan yang dibangun Adipati Pragola dengan mengendarai kudanya. Tak berselang lama entah dari mana, tiba-tiba banjir besar menerjang benteng pertahanan. Banjir arus lumpur layaknya banjir bandang meluap dari letusan Gunung Merapi. 

Pasukan Pati pun berlarian menyelamatkan diri melihat fenomena alam yang terjadi. Sang pemimpin Adipati Pragola pun turut lari dan kembali ke Pati. Di Pati ia memanggil para bupati di sekitarnya, guna menyusun bala tentara tambahan. Sebab banyak tentara Pati yang tenggelam saat sungai meluap.

Editor: Ihya Ulumuddin

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut