Kiai Sepuh Hadiri Peringatan 1 Abad NU di Tebuireng, Kirim Doa hingga Sampaikan Harapan
Selain itu katanya, Tebuireng juga menjadi simbol tentang semangat kembali ke akar. "Tebuireng adalah sentrumnya NU. Inilah tempat yang paling tepat," ujar Alissa.
Menurutnya, dalam acara ini hadir sekitar 400 peserta termasuk para kiai sepuh, yang merupakan jajaran mustasyar serta syuriyah PBNU dan PWNU se Pulau Jawa.
Kegiatan tersebut dimulai dengan pembacaan tahlil dan istighotsah di area makam keluarga Tebuireng, tempat KH Muhammad Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahid Hasyim, dan KH Abdurrahman Wahid dikebumikan. Pembacaan tersebut dipimpin oleh KH Masduki Abdurrohman Al Hafiz dan KH Muhammad Idris Hamid.
Sejumlah ulama yang hadir, di antaranya KH Nurul Huda Djazuli, KH Anwar Manshur, KH Anwar Iskandar, KH Ali Akbar Marbun, KH Cholil As'ad Syamsul Arifin, KH Abdullah Ubab Maimoen, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, dan Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori. KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) menyampaikan sambutan dan harapan secara daring melalui aplikasi Zoom.
Selain itu, Acara ini juga dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Rais Am PBNU KH Miftachul Achyar
Selain digelar di level pusat, acara peringatan hari lahir satu abad NU ini juga semarak di tingkat kepengurusan wilayah dan cabang NU yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
"Jika ada peringatan-peringatan serupa, itu wajar karena memang PBNU mengimbau struktur NU di semua tingkatan untuk menyemarakkan momen satu abad NU. Bentuk kegiatannya pun beragam," ujarnya.
Editor: Ahmad Antoni