Kewalahan, Petugas Pemakaman Covid-19 di Malang Terpaksa Tidur di Kuburan

MALANG, iNews.id - Angka kematian Covid-19 yang tinggi di Kota Malang membuat petugas pemakaman jenazah kewalahan. Sehari, mereka rata-rata memakamkan jenazah Covid-19 hingga lebih dari 10 kali.
"(Bulan) Juli ini meningkat drastis. Kemarin saja 26 (yang dimakamkan), yang meninggal 32. Kami semua lelah. Karena proses pemakaman Covid-19 hingga dini hari," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Permakaman Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Taqroni Akbar, Selasa (6/7/2021).
Taqroni mengatakan, dalam tiga hari pemberlakuan PPKM Darurat terdapat 65 kali pemakaman jenazah dengan menggunakan protokol kesehatan Covid-19. "Dari 65 pemakaman protokol kesehatan, 99 persen itu positif (Covid-19)," ujar dia.
Untuk memudahkan layanan pemakaman jenazah Covid-19, pihaknya sebenarnya telah mengerahkan sebanyak 14 orang yang terbagi menjadi dua tim pemakaman. Masing-masing tim terdiri atas 6-7 orang, tergantung petugas yang masuk untuk memakamkan.
"Idealnya satu tim sebanyak 8 orang. Kami sekarang ada 14 personel. Kami bagi dua. Cuma yang nggak masuk rata-rata dua tiap hari. Izin istirahat. Jadi 6 (personel) dimaksimalkan," ujarnya.
Karenannya, begitu ada lonjakan kasus kematian Covid-19, banyak anggotanya yang kelelahan. Apalagi, personel pemakaman jenazah Covid-19 Kota Malang ini juga harus menyelesaikan tugasnya hari itu juga.
"Jadi sistem kerja kita sekarang pulangnya sampai pagi, berapa yang meninggal di hari ini meninggalnya di bawah jam 6 sore harus kita tuntaskan, berapa pun. Tapi kalau lebih dari itu ya terpaksa, ditunda besoknya. Meninggal jam 8,jam 9 (malam) kita pakai besoknya," katanya.
Atas intensitas yang tinggi ini, tak jarang dikatakan dia dan timnya terpaksa tidur di makam, sambil menunggu kedatangan jenazah. "Sering tertidur, kalau menunggu (jenazahnya) lama itu istirahatnya di makam. Kalau kamar mayat nggak, karena tugasnya di makam kita," beber dia.
Dirinya juga berujar untuk menyiapkan amunisi tambahan bagi tubuh kerap kali meminum ramuan jamu tradisional. Hal ini juga yang kerap kali dilakukan beberapa teman di tim pemakaman jenazah Covid-19. Jamu tradisional sepertinya beras kencur, menjadi alternatif menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat di tengah peningkatan pemakaman jenazah dengan protokol kesehatan Covid-19.
"Kami berupaya semaksimal mungkin untuk mematuhi prokes) protokol kesehatan, saya pakai jamu tradisional, ya beras kencur itu saja, madu mungkin untuk jaga kesehatan," ucapnya.
Editor: Ihya Ulumuddin