Kembangkan Varietas Unggul Padi untuk Ketahanan Pangan, Pemkab Situbondo Raih Indonesia Awards 2023

Mantan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bondowoso, ini menjelaskan Pemkab Situbondo mendukung upaya meningkatkan indeks pertanaman padi semula 3 menjadi 4 (IP 4).
Hal ini membutuhkan benih unggul dengan usia panen pendek yang memiliki sifat fenotif dan genotif yang sesuai dengan keinginan petani Situbondo, tahan serangan hama dan penyakit, genjah dan tekstur nasi pulen.
Kebaruan dalam inovasi ini dalam benih unggul adalah genjah, yaitu usia tanaman yang pendek, karena selama ini petani selalu menanam padi dengan rentang usia tanaman 115-120 HSS (Hari Setelah Semai). Melalui serangkaian uji coba dan uji multi lokasi, terciptalah varietas unggul dalam Varietas BK Situbondo 01 Agritan dan BK Situbondo 02 Agritan.
Kebaruan dari benih unggul ini adalah usia tanaman yang sangat pendek yakni dibawah 110 HSS atau sekitar 80-85 HST (Hari Setelah Tanam) dengan rata-rata produksi 6-7 ton/Ha dan tekstur nasi yang pulen dan enak. Dia menyebut, bibit padi BK 01 dan 02 ini dapat memberikan manfaat luar biasa bagi para petani.
Varietas padi BK 01 dan 02 Agritan memiliki sejumlah keunggulan. BK 01 cenderung memiliki tingkat produksi tinggi serta berumur genjah. Varietas ini hanya memerlukan 75-80 hari untuk bisa dipanen. Sedangkan varietas BK 02 memiliki kelebihan bulir yang panjang, sehingga tingkat produksinya tinggi.
"Rata-rata bisa dipanen 77 hari setelah tanam. Jadi luar biasa padi ini, dan hal ini menargetkan menjadi daerah penghasil padi unggul serta lumbung nasional pada 2024, serta upaya untuk mengatasi krisis pangan," tuturnya.
Dengan pengembangan bibit padi varietas unggulan ini, Kabupaten Situbondo berpotensi menghasilkan 489.655 ton atau sekitar 8,8 ton per hektarnya. Angka ini naik hingga 220 persen dari semula 138.721 ton.
Angka ini diperoleh dari perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS) saat panen perdana BK 01 dan 02 dilakukan. Atas keunggulannya, kualitas dan kuantitas panen petani akan semakin meningkat. Sehingga bibit padi BK 01 dan 02, diharapkan juga dapat membantu petani di luar daerah Situbondo.
"Data dari BPS Situbondo, produksi gabah di Kabupaten Situbondo itu 138.721 ton per tahun. Setelah adanya padi BK Situbondo 02 Agritan, produk gabah kita mencapai 489.655 ton per-tahun. Artinya ada peningkatan sebanyak 220 persen. Kalau untuk BK Situbondo 02 Agritan, 463.113 ton per-tahun," ujarnya.
Bupati Karna optimistis dengan adanya BK Situbondo 01 Agritan dan BK Situbondo 02 Agritan berdampak signifikan terhadap produksi padi dan beras di Jawa Timur, sehingga provinsi di ujung Pulau Jawa ini bisa terus menjadi lumbung pangan nasional.
"Sejak tahun 2020, 2021, dan 2022, tiga tahun berturut-turut produksi padi dan beras Jawa Timur tertinggi diantara provinsi di Indonesia. Alhamdulillah, itu belum ada BK Situbondo 01 Agritan dan BK Situbondo 02 Agritan. Ini langkah kongkrit Pemkab Situbondo untuk menjawab potensi krisis pangan dunia," ucapnya.
Editor: Rizqa Leony Putri