Keluarga Berusaha Jemput Paksa Jenazah Pasien Reaktif Covid-19 di RSUD Ibnusina Gresik
GRESIK, iNews.id - Aksi penjemputan paksa jenazah pasien Covid-19 lagi-lagi terjadi. Warga berusaha menjemput paksa jenazah seorang pasien laki-laki berusia 50 tahun yang hasil tesnya reaktif Covid-19 dari RSUD Ibnusina Gresik, Jawa Timur.
Namun, aparat kepolisian berhasil menggagalkan upaya pengambilan paksa jenazah pasien Covid-19 di RSUD Ibnusina yang terjadi pada, Sabtu (27/6/2020) dini hari. Jenazah pun dipulangkan dengan protokol kesehatan ke Desa Tumapel, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik.
Peristiwa tersebut berawal saat pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia dengan diagnosa pneumonia atau peradangan paru-paru. Pihak rumah sakit pun memberitahukan kepada pihak keluarga pasien bahwa hasil rapid test pasien reaktif Covid-19.
Sesuai aturan pemerintah, meski hasil tes swab belum keluar, proses pemulasaran jenazah harus sesuai dengan protokol Covid-19. Kebijakan itu ternyata ditentang oleh keluarga pasien.
Sebanyak empat orang memaksa membawa pulang jenazah itu untuk dimakamkan secara umum. Perdebatan pun sempat terjadi hingga harus mendatangkan aparat kepolisian.
"Setelah diberikan pemahaman oleh dokter dan anggota kepolisian, pihak keluarga pasien akhirnya bisa menerima pasien ditangani dengan protokol Covid-19," ujar Kapolsek Kebomas Kompol Yulianto, Minggu (28/6/2020).
Yulianto menyebutkan, pasien itu masuk Rumah Sakit sejak 24 Juni 2020. Pasien memang memiliki penyakit paru-paru akut.
Dia berharap kejadian serupa diharapkan tidak terulang lagi. Masyarakat harus mengikuti anjuran dari pemerintah untuk mencegah penyebaran virus corona.
"Hasil tes swab memang belum keluar," ujar Yulianto.
Dari pantauan, pemakaman pasien dilakukan oleh petugas dengan protokol Covid-19. Para petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap.
Perangkat Desa Tumapel juga ikut menyaksikan pemakaman jenazah. Informasi yang dia peroleh, hasil tes swab jenazah tersebut belum diketahui.
"Belum pasti positif Covid-19 atau tidak. Kami masih meninggu hasil laboratorium," ujar seorang perangkat Desa Tumapel yang enggan disebut identitasnya.
Editor: Maria Christina