Kasus Covid-19 di Jatim Hampir Samai DKI, Ini 3 Pesan Doni Monardo

SURABAYA, iNews.id – Kasus positif corona (Covid-19) di Jawa Timur terus bergerak naik dan hampir melampaui DKI Jakarta. Melonjaknya kasus tersebut mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menggelar rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Gedung Negara Grahadi, Rabu (24/6/2020).
Dalam kesempatan itu, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan tiga hal yang harus dilakukan Pemprov Jatim dalam menekan angka penyebaran virus corona.
Hal ini mengingat jumlah kasus di Jatim terus bergerak naik dan diperkirakan bisa melampaui DKI Jakarta. Pada Selasa (23/6/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Jatim sebanyak 10.092 kasus. Sedangkan DKI Jakarta 10.123 kasus. “Yang pertama, perlu dilakukan kajian, penyebabnya apa (kenaikan kasus positif COVID-19),” kata Doni.
Dia mengatakan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan bahwa, salah satu penyebab tingginya kasus Covid-19 di Jatim berasal dari klaster jenazah.
Belakangan banyak kasus pengambil alihan jenazah oleh pihak keluarga. Setiap ada pasien yang sudah beresiko tinggi, kata dia, harus ada pendekatan dengan pihak keluarga.
“Sehingga mereka tidak gegabah untuk mengambil alih jenazah. Dampaknya akan timbul kasus baru. Kalau diantara keluarga itu ada yang komorbid, tentu akan sangat berbahaya. Itu dampaknya bisa timbulkan kematian,” katanya.
Maka, lanjut dia, harus ada pelibatan dengan tokoh masyarakat maupun tokoh agama dan berbagai kalangan di Jatim. Sehingga, kasus pengambil alihan jenazah tidak terulang lagi.
“Sangat disayangkan, di mana pemerintah harus melindungi warga negaranya, akhirnya terdampak Covid-19 akibat karena ketidaktahuan,” katanya.
Kedua, langkah Pemprov Jatim menggelar tes massal Covid-19 bersama dengan kabupaten dan kota patut diapresiasi. Sebab, dari tes tersebut, mampu mendapatkan sebanyak 2.000 spesimen per hari.
Sehingga wajar, dalam sehari ada rata-rata 100 hingga 300 kasus positif Covid-19 baru di Jatim. “Perlu diperhatikan langkah isolasi mandiri tingkat RT atau RW. Saya melihat langkah ini sudah dilakukan. Hanya mungkin perlu lebih agresif,” ujar Doni.
Sehingga, kata dia, mereka yang sudah positif Covid-19, dan juga mereka yang kontak erat dengan yang positif, untuk disiplin dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah. Maka, dia meminta agar TNI dan Polri turun ke lapangan untuk mendisiplinkan masyarakat.
“Sehingga seluruh warga memiliki kepatuhan. Namun kita harapkan agar kepatuhan itu bukan hanya karena kehadiran TNI Polri, tapi karena kesadaran personal,” ujarnya.
Ketiga, kata Doni, penting untuk melakukan kampanye sosial dalam upaya pencegahan. Upaya pencegahan bisa menjadi bagian dari ibadah.
Menurut Doni, pendekatan ini bagus. Jika bisa melindungi diri sendiri dan melindungi orang lain dari Covid-19, maka kita akan menjadi pahlawan kemanusian.
“Imbauan ini harus digalakkan untuk kurangi sikap berani hadapi penyakit. Sikap berani hadapi penyakit ini kurang bagus. Dapat mengakibatkan kerugian diri sendiri dan lingkungan,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki