Karamah Sunan Kalijaga, Sejajarkan Kiblat Masjid Demak dengan Ka'bah Hanya Pakai Tangan
Sunan Kalijaga memilih mengenakan busana tradisional Jawa. Dia selalu mengenakan blangkon, beskap atau surjan dari bahan lurik hitam cokelat, dan kain batik.
Gaya busana yang dikenakan itu kemudian baru berkembang pada abad ke-19, yakni sekitar tiga ratus tahun setelah masa hidup Sunan Kalijaga.
Dalam pembangunan Masjid Agung Demak, Sunan Kalijaga memiliki kontribusi yang tidak kecil. Salah satu dari empat tiang masjid yang biasa disebut saka guru atau tatal di timur laut masjid diyakini sebagai peninggalan Sunan Kalijaga.
Sementara tiga tiang tatal lainnya merupakan peninggalan Sunan Bonang (sebelah barat laut), Sunan Gunung Jati (sebelah barat daya) dan Sunan Ampel (sebelah tenggara).
Pada bagian teras masjid, terdapat delapan buah tiang yang biasa disebut sebagai Saka Majapahit. Masjid Demak yang beratap meru, yakni bersusun tiga dengan bentuk limas dan bermakna iman, Islam, dan ihsan, diperkirakan dibangun pada tahun 1401 Saka. Hal itu mengacu adanya gambar serupa bulus yang dimaknai sirno ilang kerthaning bumi.
Editor: Rizky Agustian