Jelang Pemilu, Megawati Minta Omongannya Tak Dipelintir dan Jadi Bahan Bully di Medsos
"Banyak orang tanya 'ibu kenapa sih ketua umum partai kan itu urusan politik, tapi ibu ya kerjakan stunting’? Lho memangnya kalau politik itu ndak boleh mengerjakan stunting?" kata Megawati.
Dia bahkan menceritakan bagaimana Presiden Joko Widodo terus mendorongnya agar terlibat, memastikan Indonesia memperoleh dampak positif bonus demografi. Namun bagi Megawati, bonus demografi tersebut takkan tercapai bila stunting tak dijadikan 0 persen.
"Saya cuma tanya gini, Pak Jokowi, jangan ngomongin yang jauh-dulu dah pak. Ayo Pak, gotong royong, bapak teriak-teriak sama semua kementerian, sama warga masyarakat untuk menghapuskan stunting. Jadi ndak usah nurun-nurunin persentase, mestinya stunting itu 0," ujar Mega.
"Mulut saya ini kalau boleh dia ngomong sendiri pada diri saya, dia sebetulnya maunya pensiun. Udah jangan cerewet-cerewet, katanya gitu. Loh tapi saya mikir, saya manusia yang ingin bangsa dan negara saya seperti apa yang diinginkan oleh Pak Jokowi," katanya.
Dengan pengalaman luas, Megawati mengaku tak sekadar memiliki kemampuan berpolitik saja. Namun juga tahu banyak tentang berbagai isu kehidupan. Itu sebabnya juga Presiden Jokowi memberi banyak penugasan kepada dirinya.
"Kenapa saya disuruh Pak Jokowi jadi BRIN. Padahal saya bilang pak udahlah, capek saya pak, saya udah di BPIP. Beban BPIP itu lebih berat karena ideologi Pancasila. Tapi (akhirnya saya bersedia) BRIN (karena) saya lihat juga research kita nggak jelas. Apa yang sudah (pernah) diriset saya sendiri ndak tahu," ujarnya menegaskan kenapa dirinya bersedia menjadi Dewan Pengarah BRIN.
Namun, kerap kali hal tersebut kurang dipahami dan bahkan dipelintir. Megawati mengatakan, jika ada yang kurang sependapat, sebaiknya langsung mendebat di hadapan dirinya. Masalahnya, kerap kali ketidaksetujuan itu dibicarakan di belakangnya dan bahkan dipelintir-pelintir.
Editor: Ihya Ulumuddin