Jaga Ketahanan Pangan, Petani Tebu Madiun Deklarasi Dukung Ganjar di Pilpres 2024

MADIUN, iNews.id - Deklarasi dukungan itu mereka bacakan dalam acara gerakan ketahanan pangan di Desa Nglandung, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur (Jatim). 

Para petebu itu berasal dari sembilan desa di empat kecamatan se-Kabupaten Madiun. Mereka menilai, Ganjar Pranowo sangat humanis dan peduli wong cilik seperti petani, sehingga cocok untuk meneruskan estafet kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Presiden 2024. 

Baca Juga

Kisah Wulanjar, Gadis Rasa Janda yang Diatur dalam Hukum Kerajaan Majapahit

"Pak Ganjar itu tegas, jujur dan peduli wong cilik, termasuk kepada petani tebu seperti kami," kata Ketua Petebu Jatim Suroto, Sabtu (26/11/2022). 

Suroto mengatakan, Ganjar memiliki program yang sejalan dengan harapan petebu di Madiun, salah satunya upaya percepatan swasembada gula nasional melalui kedaulatan pangan. 

Baca Juga

2 Petugas Damkar Situbondo Terluka karena Sengatan Tawon Vespa

Selama memimpin Jawa Tengah (Jateng) sebagai Gubernur, Ganjar menginisiasi gerakan lumbung pangan, pendampingan dan akses permodalan terhadap UMKM pengolah pangan lokal, hingga gerakan tanam pangan di pekarangan.

Ganjar juga mengoptimalkan lahan tak produktif dan gersang di Jateng untuk ditanami pangan alternatif. Bahkan, Ganjar mendorong peningkatan pangan dengan melibatkan Badan Riset dan Inovasi Negara (BRIN) dan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jateng. 

Baca Juga

Kisah 3 Aliran Kepercayaan di Majapahit yang Disatukan Prabu Hayam Wuruk

"Kami kompak mendeklarasikan dukungan bagi Ganjar Pranowo Presiden Indonesia 2024-2029," ucap Suroto. 

Suroto berharap, Indonesia terus mendorong swasembada gula dengan merevitalisasi dan modernisasi pabrik gula di Tanah Air. Suroto meyakini bahwa figur pemimpin terbaik untuk mewujudkan hal tersebut yakni Ganjar Pranowo. 

Pada rangkaian acara deklarasi, Petebu Jatim menerbangkan poster bergambang Ganjar Pranowo. Acara kemudian diakhiri dengan sarasehan dan pemberian santunan kepada anak yatim.

Editor: Ihya Ulumuddin