ITS dan 30 Universitas Lainnya Siap Tampung Mahasiswa Untad Palu

SURABAYA, iNews.id – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya siap menampung dan memberikan bantuan pendidikan berupa kuliah gratis kepada para mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), yang kampusnya terkena gempa serta tsunami pada Jumat, 28 September 2018. Inisiasi ITS ini juga diikuti lebih dari 30 universitas lainnya untuk menerima mahasiswa Untad.
Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, bantuan pendidikan ini awalnya tercetus karena Rektor Untad Muh Basir Cyio mengabarkan melalui grup Whatsapp Majelis Rektor, fasilitas kampus Untad, khususnya teknik, mengalami kerusakan yang cukup parah. Akibatnya, kegiatan akademik tidak bisa dilakukan.
“Saya mengatakan kepada Rektor Untad, kalau misalnya kondisinya seperti itu, sambil menunggu proses pemulihan bangunan, bagaimana kalau mahasiswanya dititipkan di ITS,” kata Joni di Surabaya, Rabu (3/10/2018).
Lewat bantuan pendidikan ini, para mahasiswa Untad bisa berkuliah di ITS sembari menunggu kampus mereka siap untuk memulai kegiatan akademik kembali. Selama menjalani perkuliahan di ITS nantinya, para mahasiswa tidak akan dikenakan biaya apapun. Para mahasiswa juga akan disediakan asrama selama menjalani perkuliahan di ITS.
“Bahkan kalau mereka kekurangan biaya, kami akan berikan uang saku. Paling tidak sembari menunggu proses revitalisasi infrastruktur kampus, mereka akan kuliah di ITS selama satu semester. Jadi nilai mereka di ITS akan disetarakan di kampus mereka dengan sistem transfer kredit saja,” ujar guru besar Teknik Lingkungan ini.
Inisiasi ITS untuk memfasilitasi para mahasiswa Untad berkuliah sembari menunggu fasilitas kampus mereka diperbaiki ini, ditanggapi baik oleh para rektor dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Bahkan, lebih dari 30 universitas yang menyatakan kesanggupannya untuk menerima juga mahasiswa Untad.
Kemudian pada 1 Oktober 2018, Rektor Untad juga sudah mengeluarkan surat imbauan kepada para mahasiswanya bahwa perkuliahan tidak diberhentikan secara total. Mereka dapat menempuh perkuliahan dengan pendekatan blended learning, distance learning, serta melalui perguruan tinggi di bawah koordinasi Majelis Rektor dan Forum Rektor dengan sistem sit-in di perguruan tinggi yang berkenan menerima mahasiswa Untad.
Selain bantuan pendidikan ini, ITS juga sudah menyiapkan bantuan yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama berupa bantuan logistik untuk mengatasi kondisi darurat awal. Kemudian tahap kedua, yaitu tahap pemulihan infrastruktur yang juga sudah diterapkan pada bencana gempa bumi di Lombok.
“Tahap pemulihan itu mereka (para korban) tidak lagi bicara logistik tapi lebih ke infrastruktur. Nanti mungkin dari situ kita mencoba melihat kondisi di lapangan,” kata Joni.
Menurut Joni, keadaan di Palu berbeda dari kondisi bencana yang ada di Lombok. Sebab, selain terjadi gempa, tanah di kota itu juga ambles ke dalam. Belum lagi ditambah dengan tsunami sehingga membawa air dan lumpur yang kemudian menimbun bangunan-bangunan infrastruktur di sana. “Kondisi tersebut agak sulit sehingga untuk bantuan berupa infrastruktur tidak bisa kami tentukan sekarang,” kata Joni.
Selain itu, sama halnya dengan gempa di Lombok, ITS sudah mengalokasikan dana sebesar Rp200 juta. Dana ini diperuntukkan membantu masyarakat yang menjadi korban bencana alam yang sangat memilukan tersebut.
Editor: Maria Christina