Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Ini Respons Keluarga Tragedi Kanjuruhan
“Kami meminta kembali Pemerintah Indonesia untuk lebih serius memperhatikan para korban dan keluarga korban, serta mengupayakan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara tuntas," tutur Dyan Berdinandri.
"Bagi kami, ini sudah bukan lagi persoalan sepakbola atau suporter semata. Ini adalah tragedi kemanusiaan yang memberikan dampak buruk bagi kita semua secara umum, khususnya bagi masyarakat Malang Raya," ucapnya.
Pihaknya mewakili Tim Gabungan Aremania (TGA) juga membuka tangan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengupayakan pengusutan dan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dengan sebaik-baiknya.
“Bukan hanya tamparan bagi pemerintah, tetapi pembatalan (jadi tuan rumah Piala Dunia U-20) ini semoga dapat menjadi pengingat bagi kita semua. Terutama untuk para sahabat dan saudara-saudara kami se-Malang Raya. Sudah saatnya kita singkirkan dulu perbedaan pandangan, maupun kepentingan sendiri-sendiri dan golongan. Mari menyatukan upaya agar #usuttuntas Tragedi Kanjuruhan benar-benar dapat terwujud," katanya.
Tim Gabungan Aremania (TGA) selama ini sudah bertindak, berbuat, dan bersikap dengan komitmen penuh terkait Tragedi Kanjuruhan. Mulai dari penanganan korban, pendampingan keluarga korban, penanganan dampak psikologis, penyaluran bantuan, hingga pendampingan proses hukum, hingga hari ini.
"Inisiatif selanjutnya dari TGA adalah upaya terwujudnya Kanjuruhan Memorial. Menjadikan Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang sebagai monumen, agar tragedi kemanusiaan yang telah terjadi dapat menjadi pelajaran bersama dan tidak terlupakan begitu saja," katanya.
Editor: Ihya Ulumuddin