Imbas Ledakan Blitar, Pengawasan Penjualan Bahan Kimia di Malang Diperketat
MALANG, iNews.id - Polresta Malang Kota memperketat pengawasan penjualan bahan-bahan kimia berbahaya atau yang mudah meledak. Keputusan dilakukan untuk mencegah peristiwa ledakan di Blitar akibat petasan terulang.
"Kami melaksanakan patroli dialogis, pengecekan penjualan bahan kimia atau bahan yang mudah meledak pada sejumlah toko di wilayah Kota Malang," kata Kasihumas Polresta Malang Kota, Iptu Eko Novianto, Jumat (24/2/2023).
Dia mengatakan, pengetatan pengawasan penjualan tersebut bertujuan agar bahan-bahan kimia yang mudah meledak tidak disalahgunakan.
"Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belum lama ini terjadi peristiwa memilukan di Kabupaten Blitar. Bahan atau serbuk petasan meledak dan menyebabkan jatuhnya korban jiwa," katanya.
Sementara itu, Kapolsek Sukun, Kompol Nyoto Gelar mengatakan, pihaknya telah melakukan pengecekan penjualan bahan kimia mudah meledak pada toko-toko di wilayah Kecamatan Sukun.
Dalam pengecekan tersebut, Polsek Sukun juga menggandeng sejumlah pemangku kepentingan. Pengawasan itu, bertujuan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti di Kabupaten Blitar beberapa waktu lalu.
"Ini kami lakukan dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan mengingat sebentar lagi memasuki bulan Ramadhan," kata Nyoto.
Dia menjelaskan, bahan-bahan kimia mudah meledak yang menjadi sasaran dalam patroli dialogis tersebut antara lain belerang, fosfat, dan sejumlah bahan kimia lainnya dengan risiko tinggi ledakan.
Dalam patroli pada sejumlah toko di Kecamatan Sukun tersebut, tambahnya, tidak ditemukan adanya bahan-bahan kimia yang bisa dipergunakan untuk membuat petasan. Petugas juga memberikan edukasi kepada pemilik toko agar tidak sembarangan menjual bahan kimia tersebut.
"Berdasarkan hasil patroli, kami tidak menjumpai toko yang menjual bahan kimia atau bahan baku pembuatan petasan. Kami tetap mengimbau kepada para penjual untuk tidak sembarangan karena bisa menyebabkan dampak yang sangat membahayakan," ujar dia.
Sebelumnya, Minggu (21/2/2023), ledakan besar terjadi pada sebuah rumah di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Ledakan tersebut mengakibatkan empat orang meninggal dunia dan sejumlah rumah rusak.
Ada sebanyak 33 rumah warga dan satu fasilitas umum berupa musala rusak akibat ledakan tersebut. Dari jumlah bangunan rusak itu, sebanyak 22 bangunan di antaranya tercatat rusak ringan, delapan rusak sedang, dan sisanya rusak berat.
Editor: Rizky Agustian