get app
inews
Aa Text
Read Next : 29 Pria yang Jadi Tersangka Pesta Gay di Surabaya Positif HIV, Ini Langkah Dinkes

HIV Jangkit 136 Anak Usia 1-14 Tahun di Surabaya, Ini Pemicunya

Kamis, 23 Februari 2023 - 16:59:00 WIB
HIV Jangkit 136 Anak Usia 1-14 Tahun di Surabaya, Ini Pemicunya
Sebanyak 136 anak usia 1-14 tahun di Surabaya terjangkit HIV. Ini pemicunya. (Foto: Ilustrasi/Istimewa)

SURABAYA, iNews.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat sedikitnya 136 anak di wilayah itu positif terjangkit HIV hingga 2022. Seratusan anak itu berusia 1-14 tahun.

Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina memerinci, sebanyak 55 kasus di antaranya merupakan warga ber-KTP Surabaya. Sementara 81 anak sisanya berasal dari luar Surabaya.

"Virus HIV ini tidak hanya menyerang pada orang dewasa, pada anak-anak juga telah ditemukan kasus HIV," kata Nanik, Kamis (23/2/2023).

Menurut dia, indikasi risiko penularan HIV pada anak disebabkan oleh kurangnya kepatuhan minum obat ARV bagi ibu yang telah terinfeksi HIV, dan tidak adanya dukungan dari pasangan atau keluarga.

“Penularan virus HIV yang terjadi pada anak dikarenakan transmisi vertikal yaitu penularan melalui ibunya yang telah terinfeksi virus HIV. Penularan bisa terjadi selama kehamilan, saat persalinan dan ketika menyusui,” kata Nanik.

Dia mengatakan, pihaknya terus berupaya mencegah penularan dan menekan angka kasus HIV di Kota Surabaya dengan korban dewasa mau pun anak-anak. Bahkan, kata dia, Dinkes juga sudah melakukan berbagai upaya promotif preventif untuk menekan kasus HIV ini.

Nanik mengatakan, Dinkes Kota Surabaya telah melakukan upaya penanganan terhadap anak-anak yang telah terinfeksi HIV. Beberapa di antaranya melakukan pemberian pengobatan ARV gratis, pemeriksaan Early Infant Diagnose bagi bayi usia minimal enam minggu, pendampingan, konseling dan kunjungan rumah (homecare) untuk memperkuat kondisi psikologis pasien, dan pemberian dukungan PMT susu untuk mempertahankan kondisi kesehatan dan meningkatkan imunitas.

“Selain itu, Dinkes juga melakukan penanganan permasalahan kependudukan seperti kebutuhan Akte dan Kartu Keluarga, penguatan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) yang melibatkan ibu hamil HIV dan anak-anak dengan HIV, dan penguatan konseling oleh dokter atau psikolog di layanan HIV baik bagi pasien, pasangan pasien dan/atau keluarganya,” katanya.

Di samping itu, Dinkes juga melakukan upaya pencegahan di antaranya pemberian edukasi tentang pencegahan HIV pada kelas ibu hamil, pemberian edukasi tentang pencegahan HIV pada remaja, pemberian edukasi tentang pencegahan HIV pada calon pengantin, dan memperluas akses testing HIV pada seluruh puskesmas dan rumah sakit.

Selain itu, Dinkes juga memperluas akses pengobatan HIV pada puskesmas dan rumah sakit, penguatan dan pembekalan terhadap kader tentang Pencegahan HIV, melakukan imbauan bagi seluruh orang tua agar terhindar dari virus HIV dengan cara melakukan hubungan seksual yang sehat dan aman, menghindari penggunaan jarum suntik bersama, menghindari penggunaan obat-obatan terlarang, dan meningkatkan kepatuhan mengonsumsi obat ARV seumur hidup bagi yang telah terinfeksi HIV melalui pendampingan intensif oleh Manajer Kasus (Kader Pendamping).

“Dinkes juga terus melakukan skrining HIV secara rutin setiap 3 bulan sekali apabila berperilaku berisiko menularkan virus HIV. Kami juga meminta ada keterbukaan terhadap pasangan terkait status HIV-nya, sehingga dapat dilakukan upaya pencegahan untuk menurunkan risiko penularan baru,” katanya.

Editor: Rizky Agustian

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut