Hari Ibu, Siswi dan Guru di Pasuruan Ini Gelar Fashion Show di Tengah Hutan 

PASURUAN, iNews.id – Beragam cara memperingati Hari Ibu 22 Desember. Di Pasuruan, para guru dan siswa menggelar fashion show di tengah hutan, lereng Gunung Bromo, Desa Punjul, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. 

Seperti pragawati, para guru dan siswi berlenggak-lenggok di alam terbuka dengan mengenakan pakaian batik, hasil karya rancangan siswi SMKN 1 Pasuruan. Satu per satu para guru guru berjalan menirukan gaya peragawati profesional. Sementara dibelakangnya para siswi mengikuti dengan gaya yang sama. 

Baca Juga

Polisi Tangkap 3 Sindikat Pemalsu Surat Rapid Test untuk Transportasi 

Momen tak biasa dalam rangka Hari Ibu itupun mengundang perhatian banyak warga, terutama pengunjung taman wisata Red Flower Bromo. Mereka cukup antusias, menikmati peragaan busana serta karya para pelajar setingkat SMA itu. 

Salah seorang siswi SMKN 1, Silvy Dwi Astutik mengatakan, busana yang diperagakan di acara Hari Ibu tersebut merupakan karya siswi Jurusan Tata Busana. Selain untuk memberingati Hari Ibu, kegiatan tersebut juga untuk unjuk karya sebagai penilaian akhir tahun. 

Baca Juga

Happy Andromeda Harus Pulang, Ini Peserta yang Lolos ke Babak Berikutnya di Indonesian Idol Special Season

“Semua yang diperagakan hasil karya kami. Semua karya ini sengaja kami persembahkan di Hari Ibu,” katanya, Senin (21/12/2020). 

Baca Juga

Ciptakan Inovasi 'Jogo Malang' Polresta Malang Raih Penghargaan dari Kemenpan RB

Selain peragaan busana, peringatan Hari Ibu tersebut juga diisi dengan pelatihan membatik oleh pembatik profesional asal Pasuruan. Semua diajarkan, mulai dari pengenalan bahan batik hingga proses pembatikan. 

“Ini cara kami untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Kami juga ingin mencetak generasi muda agar mencintai batik. Kebetulan ini momen Hari Ibu, kami ingin acara ini bisa dinikmati masyarakat luas, karenanya kami gelar di alam terbuka,” kata Kepala Sekolah SMKN 1 Pasuruan Anis Laily. 

Sementara itu, salah seorang pembatik, Ferry, mengatakan, sebanyak 75 persen punya minat membatik. Karena itu dia berharap mereka tekun belajar, sehingga sukses menjadi pembatik prifesional. 

“Event seperti ini tentu bagus sekali. Maka harus terus dibuat untuk mengasah bakat siswa dalam membatik,” katanya. 

Editor: Ihya Ulumuddin