get app
inews
Aa Text
Read Next : Hujan dan Angin Kencang di Surabaya, Tiang PJU Roboh Timpa Fortuner Ditumpangi Sekeluarga

Harga Cabai Rawit di Jatim Meroket Tembus Rp110.000 per Kilogram

Senin, 22 Februari 2021 - 12:18:00 WIB
Harga Cabai Rawit di Jatim Meroket Tembus Rp110.000 per Kilogram
Ilustrasi cabai rawit hijau. (Foto: Istimewa)

SURABAYA, iNews.idHarga cabai rawit di Jawa Timur (Jatim) terus meroket dalam beberapa pekan terakhir hingga Rp110.000  per kilogram (kg) pada Senin (22/2/2021). Padahal, empat hari sebelumnya, harga komoditas ini masih di kisaran Rp60.000 hingga Rp90.000 per kg.

Data dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim menunjukkan pada Senin (22/2/2021), harga cabe rawit tertinggi terjadi di Pasar Sidomoro, Gresik. Kemudian, di Pasar Sidoharjo, Lamongan, dan Pasar Waru, Pamekasan, juga dengan harga Rp110.000 per kg. 

Sementara harga cabai rawit terendah terjadi di Pasar Tawangmangu, Kota Malang dengan harga Rp60.000 per kg. Harga di pasar tersebut relatif tidak ada kenaikan dibanding dibanding empat hari sebelumnya sebelumnya.

Sementara di Surabaya, harga cabai rawit rata-rata sebesar Rp90.200 per kg. Harga tersebut naik dibanding empat hari sebelumnya yang sebesar Rp85.000 per kg.

Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jatim Nanang Triatmoko mengatakan, penyebab mahalnya harga cabai rawit di pasaran akibat rendahnya pasokan dari petani. Padahal permintaan masih cukup tinggi. Pada Desember 2020 misalnya, pasokan cabe turun karena 30 persen  petani tidak mau menanamnya. Petani rugi dan kehabisan modal akibat produksinya tidak terserap pasar.

“Faktor kedua akibat curah hujan tinggi di sejumlah sentra produksi cabai rawit seperti Banyuwangi, Blitar, Kediri, Lamongan, Gresik dan Tuban yang memiliki jenis tanah tadah hujan. Curah hujan tinggi membuat cabai mati karena penyakit layu sehingga produksi pun berkurang 30 persen,” katanya, Senin (22/2/2021).

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, cabai rawit merupakan komoditas hortikultura di Jatim yang selama ini telah berkontribusi sebesar 39 persen terhadap nasional. 

“Kehilangan hasil panen memang menjadi masalah yang harus ditangani sehingga dibutuhkan teknologi yang efektif dan efisien dari pascapanen hingga distribusi. Untuk itu pemerintah memiliki program pendampingan produk hortikultura dan mendorong hilirisasi terutama saat panen melimpah,” katanya.

Data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim menunjukkan, produksi cabai rawit di Jatim selama 2020 mencapai 612.978 ton dari luas panen 58.563 hektare. Sementara tingkat konsumsi mencapai 67.008 ton per tahun. Sehingga masih Jatim surplus 545.970 ton. Produksi yang surplus tersebut biasanya digunakan untuk menyuplai ke daerah lain. 

Editor: Maria Christina

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut