Gunung Semeru Kembali Luncurkan Awan Panas Disertai Lahar Dingin, Warga Dievakuasi
LUMAJANG, iNews.id – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali meluncurkan awan panas, Minggu (6/12/2020) sore. Kejadian itu membuat panik warga yang tinggal di kawasan Semeru.
Tim dari BPBD, kepolisian, TNI dan sejumlah relawan bencana pun langsung meminta warga untuk mengevakuasi diri menuju posko pengungsian yang telah disiapkan oleh BPBD Lumajang.
Kepanikan saat proses evakuasi terekam video amatir milik warga sekitar Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Tampak petugas terus berteriak meminta warga sekitar keluar rumah saat melihat kepulan asap pekat keluar dari puncak Gunung Semeru.
“Ayo bu keluar, ayo bu keluar, cepat, monggo,” teriak seorang tim BPBD.
Tampak warga pun berlarian mengevakuasi diri menggunakan sejumlah kendaraan bermotor dan truk milik TNI/Polri.
Sementara itu, di Sungai Curah Kobokan lahar dingin Gunung Semeru juga mulai mengalir membanjir sungai di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumburwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.
Video berdurasi 29 detik ini tampak menggambarkan bagaimana situasi di Sungai Curah Kobokan yang dipenuhi material vulkanik lahar dingin Gunung Semeru.
Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul mengakui bila pada Minggu sore tadi ada aktivitas vulkanik dari Gunung Semeru.
“Pastinya akan terlihat ada kepulan asap sewaktu hujan turun. Dan itu adalah letusan sekunder yang berasal dari material APG (awan panas guguran) yang berinteraksi dengan air hujan,” ungkapnya.
Samsul menambahkan, potensi lahar panas cukup tinggi, apabila terjadi hujan di sekitar lereng Gunung Semeru.
“Namun yang membuat panik warga sekitar itu karena hujan deras, sehingga berpotensi banjir bandang yang mengandung lahar dingin. Bukan karena adanya erupsi susulan,” tuturnya.
Berdasarkan informasi dari PVMBG status Gunung Semeru sendiri hingga Minggu petang masih berada di waspada level 2. Dimana terjadi sejumlah aktivitas vulkanik Gunung Semeru berupa satu kali gempa letusan, satu kali gempa guguran, 4 kali harmonik dengan amplitudo 2 -11 mm dan lama gempa mencapai 160 - 5.720 detik.
Editor: Kastolani Marzuki