Duet KH Mas Sulaiman dan KH Muhibbin Zuhri Kembali Pimpin PCNU Surabaya 

SURABAYA, iNews.id - KH Muhibbin Zuhri kembali memimpin Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya untuk masa khidmat 2021-2026. Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini terpilih secara aklamasi lewat Konferensi Cabang (Konfercab) di Kantor PCNU Surabata, Sabtu (6/3/2021) malam. 

Muhibbin juga kembali berduet dengan KH Mas Silaiman Nur yang juga terpilih sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya. Kiai Sulaiman terpiluh melalui musyawarah dengan sistem Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang beranggotakan lima kiai sepuh.

Baca Juga

Usai KLB, Pengurus Partai Demokrat Purwakarta Prediksi Akan Ada Bedol Desa

Pemilihan diwali dengan usulan bakal calon dengan syarat minimal 75 dukungan dari Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU). Hasilnya, dari total 186 pemilik suara, Muhibin mendapat 146 suara, Rahmat Ihya’ (33), KH Sulaiman Nur, Dr Syaiful Chalim (1), KH Mas Nur Sulaiman (1), H Achmad Nur (1), Abdur Rohman (1) dan abstain (2).

Karena hanya Muhibbin yang memenuhi syarat minimal 75 suara, maka petahana dipilih secara aklamasi untuk kembali memimpin PCNU Kota Surabaya masa khidmat 2021-2026.

Baca Juga

Bertemu Bambang DH, Wali Kota Eri Cahyadi Diminta Serius Urusi Aset dan Banjir  

KH Muhibbin Zuhri menyampaikan terima kasih serta menegaskan komitmennya untuk mensupport penuh apa yang menjadi kebijakan jamiyah mulai dari PBNU sampai PWNU Jatim. Dia juga berjanji merealisasikan program-program NU sesuai dengan petunjuk dan bimbingan dari PWNU dan juga PBNU. 

Baca Juga

Menparekraf Sandiaga dan Gubernur Sulut Olly Dondokambey Bahas Pengembangan KEK Likupang

"Kami akan melaksanakan amanah ini dengan penuh tanggung jawab untuk kemajuan NU di Kota Surabaya ini,” katanya. 

Proses pemilihan dalam Konfercab PCNU Surabaya ini dipimpin Ketua PBNU Robikin Emhas. Alumni Unmer Malang ini sebelumnya ditunjuk PBNU sebagai ketua karteker untuk melaksanakan tugas-tugas PCNU Surabaya setelah perpanjangan masa khidmat kepengurusn Muhibbin habis, serta melaksanakan Konfercab paling lambat 31 Maret 2021.

Editor: Ihya Ulumuddin