Dari Bengkel Knalpot, Guru Ngaji Ini Sukses Bawa 4 Sekolah di Lamongan Berprestasi

LAMONGAN, iNews.id - Lahir dari kalangan sederhana di desa terpencil Lamongan tak menghalangi Khoirul Anam untuk sukses meniti karier hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Dari bekerja menjaga bengkel knalpot, Khoirul Anam berhasil menyelesaikan kuliah hingga menjadi guru, lalu kepala sekolah berprestasi di empat sekolah berbeda.
Semburat matahari menimpa kisi-kisi jendela yang sudah usang. Pukul 7 pagi mentari rupanya lumayan terik, sinarnya masuk di sela-sela rumpun bunga yang ada di pot atau deretan ban bekas.
Bunyi rolling door yang ditarik perlahan berderit, bertingkahan dengan laju kendaraan yang lalu lalang di depan rumah petak nan mungil itu. Tak lama berselang, terdengarlah barang-barang dirapikan oleh seorang lelaki muda berkaca mata minus.
Itulah salah satu fragmen yang ditulis dalam buku berjudul Every is Winning Exeperience: Inspirasi Pendidikan Indonesia. Buku ini mengisahkan perjalanan Khoirul Anam, seorang anak yatim dari desa yang dibesarkan oleh ibunya dan akhirnya menjadi kepala sekolah sukses dengan segudang prestasi baik tingkat lokal maupun nasional.
Di sela kuliah, Anam tak segan membantu Affan kakaknya yang mengelola bengkel kecil khusus knalpot di kawasan Serayu, Surabaya. Ketika perkuliahan berlangsung siang hari, Anam biasa menemani Affan di bengkel terlebih dahulu untuk membantu sesuai kemampuan berdasarkan arahan sang kakak.
Aktivitas itu dijalani Anam hingga pendidikan S1 di Universitas Negeri Surabaya (ENESA) selesai. Lulus kuliah, Anam melabuhkan hatinya di SMA Kartika Wahid Hasyim di bilangan Kalianak Surabaya sebagai pengajar.
“Saya kan yatim piatu. Saya ingin mendarmabaktikan ilmu untuk yayasan yatim,” ujar Anam sebagaimana ditulis kembali dalam buku tersebut. Tak hanya mengajar, Anam juga kerap menjadi guru ngaji di mana dia bertugas. Apalagi, dia juga seorang qori', yang mahir melantunkan ayat Alquran dengan berirama.
Mengajar di Empat Sekolah
Tak lama berselang, dia pun lolos sebagai guru PNS dan ditugaskan mengajar di SMPN 1 Deket, Lamongan. Pada kurun 90-an itulah ia sempat mengajar di empat sekolah sekaligus: SMA Kartika, SMPN Deket, MAN Lamongan, dan MA Bahrul Ulum yang dia rintis bersama seorang sahabat di Blawi kampung halamannya.
Karier kepemimpinan dia mulai di SMPN Deket ketika diangkat menjadi wakil kepala sekolah setelah dua tahun mengajar. Setelah itu ia ditugasi menjadi kepala sekolah di wilayah pesisir yakni SMPN 1 Brondong, lalu jadi kepala Sekolah di Kalitengah.
Kinerjanya yang bagus, terutama mampu memberdayakan kearifan lokal, membuat Dinas Pendidikan meminangnya untuk menakhodai SMPN 1 Lamongan, sekolah favorit di inner city.
Prestasi Anam mencapai kegemilangan di SMP ini, sampai-sampai otoritas setempat mempertahankan dirinya sebagai kepala sekolah hingga 12 tahun lamanya. Selama kepemimpinannya, segudang prestasi telah ditorehkan, termasuk mendorong diraihnya medali perunggu dalam International Junior Science Olympiad (IJSO) di Dubai oleh Hisyam Najamuddin.
Kisah sukses Anam meniti karier dari bengkel knalpot hingga menjadi kepala sekolah berprestasi tingkat nasional ini dikupas dalam buku Every is Winning Exeperience: Inspirasi Pendidikan Indonesia.
Warisan bagi Calon Pendidik
Buku tulisan Isnaini Khomarudin ini diluncurkan di Grand Mahkota Lamongan, Selasa (21/02/2023). Peluncuran buku ini sekaligus menandai berakhirnya masa jabatan Anam sebagai kepala sekolah.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menuturkan kekagumannya tentang Khoirul Anam yang pernah meraih penghargaan sebagai Kepala Sekolah Inspiratif Tingkat Nasional tahun 2021 ini.
“Salah satunya adalah sifat tatag yang dalam bahasa Jawa berarti siap mengemban amanah apa pun,” kata bupati yang akrab disapa YES.
Bupati mengapresisi penerbitan buku ini sebagai ikhtiar untuk menyemarakkan khazanah literasi di Lamongan dan berharap akan muncul buku-buku lainnya sebagai legacy (warisan) bagi generasi muda, khususnya para calon pendidik.
Inspirasi Pendidikan Indonesia
Guru besar UNESA Muhammad Turhan Yani yang siang itu didapuk sebagai pembedah buku tersebut layak dijadikan sebagai buku referensi yang wajib dibaca oleh para guru dan calon pendidik.
“Bahkan bisa dimasukkan sebagai mata kuliah 2 SKS di perguruan tinggi, dengan nama Inspirasi Pendidikan Indonesia,” ujar Turhan yang disambut tepuk tangan hadirin.
Bedah buku yang dipandu Ketua Dewan Pendidikan Lamongan (DPL) Fathurrahman ini berjalan meriah dengan partisipasi audiens yang mengajukan pertanyaan dan testimoni.
Kepala Dinas Kearsiapan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lamongan, Farah Damayanti Zubaidah yang juga hadir sebagai narasumber pun menyambut penerbitan buku ini dan mengutarakan bahwa nilai-nilai di dalamnya wajib disebarkan untuk pembaca yang lebih luas.
Editor: Ihya Ulumuddin