Cuaca Panas Ekstrem di Surabaya Tembus 37 Derajat Celsius, BMKG Ungkap Pemicunya

BMKG menjelaskan bahwa dinamika atmosfer saat ini masih sangat labil. Kombinasi pengaruh Gelombang Rossby, Gelombang Kelvin, dan adanya Bibit Siklon Tropis 96W di Samudra Pasifik timur Filipina berkontribusi dalam pembentukan awan konvektif di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu, sirkulasi siklonik juga terpantau di barat Sumatra dan Laut Natuna, membentuk daerah konvergensi yang meningkatkan peluang hujan deras.
Berdasarkan hasil pemantauan dinamika atmosfer terkini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia.
“Masyarakat diharapkan secara rutin memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG, serta menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan genangan air maupun bencana hidrometeorologi lainnya,” katanya.
Prospek cuaca 19 hingga 23 Oktober 2025, umumnya cuaca di Indonesia didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi.
Editor: Kastolani Marzuki