Cerita Ibu Hamil 8 Bulan Selamat dari Longsor Nganjuk, Sempat Terbenam Tanah hingga Dada

NGANJUK, iNews.id - Longsor di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim), meninggalkan duka karena bencana ini menyebabkan korban jiwa dan masih ada yang belum ditemukan. Bagi warga yang selamat, longsor yang terjadi pada Minggu (14/2/2021) malam ini juga tidak akan bisa dilupakan.
Salah satunya Yuli (32), ibu yang tengah hamil delapan bulan. Material longsor berupa tanah bercampur air menenggelamkan tubuhnya saat musibah itu terjadi di desanya, Dusun Seloporo, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Minggu malam.
Yuli masih ingat, sebelum longsor terjadi, dirinya yang sedang istirahat bersama anak sulungnya di ruang belakang rumah. Hujan turun semenjak siang, membuatnya enggan untuk keluar rumah. Hamil tua, membuatnya pun harus ekstra menjaga kandungannya.
Selama bertahun-tahun mendiami tempat tinggal itu tak terpikirkan akan terjadi musibah seperti ini. Dia dengan keluarga merasa nyaman saja tinggal. Banyaknya keluarga serta tanah kelahiran, membuat dirinya merasa lebih tenang.
Namun, hujan deras kali ini rupanya beda. Hujan deras membawa bencana tanah longsor, menyapu rumah yang ditinggalinya dengan keluarga. Bahkan, nyawanya pun hampir tak selamat.
Bagaimana tidak, tanah bercampur air menutupi tubuhnya hingga dada. Perutnya yang hamil besar pun, sebisa mungkin dijaga dari reruntuhan material tanah longsor. Sementara dia pun tidak tahu bagaimana nasib anaknya.
"Saat itu cepat sekali kejadiannya, tahu-tahu longsor," katanya sambil menahan sakit di Puskesmas Ngetos, Selasa (16/2/2021).
Adik Yuli, Hartini (30), mengayakan, saudaranya beruntung bisa selamat dalam musibah longsor Nganjuk itu. Anak pertamanya pun juga selamat. Saat kejadian nahas tersebut, si anak berlindung di bawah meja hingga luput dari tumpukan tanah longsor itu.
Kemenakannya itu langsung mencari ibunya ketika dirasa longsor sudah berhenti. Listrik padam membuat pencarian tambah susah. Beruntung, akhirnya ketemu. Saudaranya juga masih diberi kesempatan hidup sehingga cepat ditemukan.
Yuli memang masih merasakan nyeri di tubuhnya. Bagian paha terkena paku dan saat kejadian tubuhnya tertimpa material tanah dan rasanya ngilu.
Namun, yang membuat senang kandungannya yang dinyatakan sehat kendati musibah itu hampir merenggut nyawanya. Anggota tubuh Yuli yang sempat terkena paku juga sudah diobati petugas medis. Kini, tinggal pemulihan.
"Dijahit karena tubuhnya kena paku. Alhamdulillah kandungan juga aman, ini sudah delapan bulan," ujar Hartini sambil memandang tubuh kakaknya di ruang perawatan Puskesmas Ngetos.
Rumah Hartini tak jauh dari Yuli dan tak dilanda tanah longsor. Ia kini menjaga saudaranya yang sedang hamil tua itu.
Hartini pun tak menyangka musibah ini bakal terjadi. Bahkan, banyak tetangga saudaranya yang hingga kini belum ditemukan. Mereka masih dalam pencarian petugas.
Dia bersyukur saudaranya berhasil selamat beserta kemenakannya. Suami Yuli saat kejadian sedang ke luar desa sehingga ia pun selamat.
Kendati rumah saudaranya rusak berat, Hartini meminta saudaranya fokus memulihkan kesehatan. Dia pun tak ingin Yuli berpikiran yang negatif karena bisa berpengaruh pada kesehatan janinnya.
Nasib beruntung juga dialami si kembar, Jofansa dan Jofinsa (6). Si kembar ini saat kejadian sedang bermain di rumah temannya. Ibundanya, Fatim sedang membersihkan rumah karena air meluber masuk. Saat itu hujan deras turun sejak siang hingga malam.
Mbah Yatemi (52) mengatakan, kedua cucunya ini tinggal dengan dua orang tuanya. Saat kejadian, hanya ada ibu si kembar, Fatim yang di dalam rumah, sedangkan suami Fatim sedang ke luar rumah.
Nahas, tanah longsor terjadi dan membuat rumah cucunya rata dengan tanah. Fatim dinyatakan hilang.
Yetemi memang tinggal di rumah tak jauh dari rumah cucunya. Namun, rumahnya masih aman dari terjangan tanah longsor. Ia bersyukur kedua cucunya selamat.
Namun, kesedihan Mbah Yatemi tak dapat ditutupi, begitu juga kedua cucunya. Mereka tahu jika ibundanya meninggal dunia. Jenazah sudah berhasil ditemukan pada Senin (15/2/2021) dan dimakamkan di tempat pemakaman desa.
Si kembar juga lebih banyak diam dalam gendongan nenek dan bibinya. Sang ayah juga sedih dan langsung memeluk keduanya setelah tiba di tempat pengungsian.
Saat ini, petugas gabungan dari BPBD Kabupaten Nganjuk, dengan TNI/polri serta relawan terus melanjutkan pencarian para korban tanah longsor di Dusun Selopuro, Desa/Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang hingga kini belum ditemukan.
Dusun Selopuro, Desa Ngetos, tersebut dihuni cukup banyak penduduk. Terdapat 186 orang yang tinggal di dusun yang berada di kawasan lereng perbukitan tersebut.
Editor: Maria Christina