Bupati Blitar Mak Rini Diprotes Wartawan, Dituding Hidupkan Pers Gaya Orde Baru
Bahkan sebelum agenda acara dimulai, mereka tidak segan mengirim pesan via WA guna memastikan wartawan tidak bertanya di luar konteks acara. Pelarangan itu terus berlangsung hingga masa pemerintahan Bupati Blitar berumur empat tahun.
Spekulasi yang berkembang, Bupati Blitar Mak Rini diduga lemah berkomunikasi di depan publik. Karenanya ia memilih terus menghindari pertanyaan wartawan, yakni terutama di luar konteks agenda.
Apa yang diperlihatkan Bupati Blitar dan orang-orang di ring satunya itu, kata Asif adalah bentuk mundurnya kebebasan pers di Kabupaten Blitar. Bupati Blitar Mak Rini dinilai telah menghidupkan kembali gaya pers orde baru yang tertutup sekaligus membelenggu.
“Ini gaya-gaya pers orde baru yang kayaknya dicoba dihidupkan lagi. Karenanya Bupati Blitar sepatutnya meminta maaf. Sebab apa yang dilakukan bagian protokoler dan kominfo tentunya sepengetahuan bupati,” kata Asif yang merupakan jurnalis media online nasional.
Aksi puluhan wartawan di pendopo Kabupaten Blitar Ronggo Hadinegoro berlangsung sekitar satu jam. Bupati Mak Rini yang diharapkan berani menemui wartawan ternyata tidak berada di tempat.
Informasi yang berkembang, dari pada menemui massa jurnalis yang berunjuk rasa, Mak Rini memilih menghadiri lomba 17 Agustusan ASN (Aparatur Sipil Negara). Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Blitar Herman Widodo menanggapi unjuk rasa wartawan mengatakan, pemkab Blitar tidak ada niat menghalangi tugas wartawan.
Sebab tugas seorang jurnalis telah dijamin oleh undang-undang Pers. Kendati demikian, ke depan pihaknya akan berusaha lebih baik lagi. “Tidak ada niat menghalang-halangi wartawan karena sudah dijamin undang-undang. Ke depan kami akan berusaha untuk lebih baik lagi,” ujarnya.
Editor: Ihya Ulumuddin