BPIP Sebut Masyarakat Pancasila Harus Punya Etos Belajar

LUMAJANG, iNews.id - Bulan September menjadi ajang untuk kembali mengingat dan membumikan Pancasila sebagai ideologi dalam berbangsa dan bernegara. Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Hariyono menjelaskan masyakarat Pancasila merupakan masyakarat yang memiliki hasrat untuk belajar atau pembelajar.
Bagi Hariyono, di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 sudah termaktub frasa keinginan luhur dan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
"Mungkin nggak kita bisa berdaulat kalau nggak ada sentuhan teknologi nggak ada inovasi?" tanya Hariyono di sela kegiatan Advokasi Positif BPIP bertajuk Pembekalan Nilai-Nilai Pancasila kepada Pegiat Kampung di Kabupaten Lumajang , Jawa Timur (Jatim), Minggu (27/9/2020).
Masyarakat Indonesia, lanjut Hariyono, bisa terus maju karena memiliki kemampuan mengelola teknologi. Selain itu juga memiliki etos kerja keras. Tapi, kedua hal itu sulit diwujudkan tanpa adanya persatuan.
"Jadi persatuan itu penting ,kemajuan juga penting. Maka Indonesia harus bersatu, toleransi, gotong royong dan harus didukung dengan kreasi dan inovasi," kata guru besar Universitas Negeri Malang ini.
Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila, bagi Hariyono, tidak bisa diterjemahkan hanya pada batasan toleransi sosial semata. Dulu publik memandang Pancasila hanya sebatas saling menghormati dan bertoleransi.
"Tapi untuk membuat maju bangsa tak bisa tanpa ada adanya inovasi dan prestasi. Makanya toleransi harus menjadi basis, tapi juga harus diikuti inovasi dan prestasi," kata Hariyono.
Inovasi dan prestasi memang sudah mulai terlihat. Hariyono mengamati, ada sejumlah masyarakat Pancasila yang mulai menelurkan inovasi.
Salah satunya adalah yang dilakukan oleh pegiat Kampung Karamba di Desa Ditotrunan, Lumajang, Jatim. Di kampung ini, para pegiat kampung tematik melaksanakan dan mengamalkan gotong royong yang merupakan salah satu inspirasi dari Pancasila. Tetapi juga melakukan inovasi yang juga sejalan dengan semangat Pancasila di dalam UUD 1945.
"Masyarakat di kampung ini konsisten selama beberapa tahun terakhir mengamalkan salah satu semangat Pancasila yaitu gotong royong, untuk mengubah kampung mereka yang tadinya kumuh dan tidak produktif, menjadi bersih, asri dan menghasilkan nilai," kata Hariyono.
Masyarakat di kampung tersebut gotong royong memanfaatkan sungai dengan cara dibersihkan, mencegah perilaku buang sampah sembarangan dan mereka membuat karamba. Sehingga, mereka bisa melakukan budi daya ikan. Mereka juga bekerja sama dalam membuat kebun dan budi daya tanaman.
"Mereka juga menularkan semangat gotong royongnya ini kepada pegiat kampung tematik lainnya. Tidak hanya di Lumajang, tetapi juga di kampung dari kabupaten/kota lainnya seperti Pasuruan, Probolinggo, dan Malang," kata Hariyono.
Editor: Umaya Khusniah